Berita Nasional Terkini

Ricuh! Massa Demo Lempari Bupati Pati Sandal, Sudewo: Saya Mohon Maaf

Bupati Pati, Sudewo, nekat menemui massa yang menginginkannya mundur dari jabatannya.

KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO
BUPATI PATI MUNDUR - Bupati Pati, Sudewo, nekat menemui massa yang menginginkannya mundur dari jabatannya, Rabu (13/8/2025). (KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO) 

Melihat Riyoso tidak mempedulikannya, warga tersebut menantang Riyoso dengan tubuhnya.

Keduanya saling berhadapan, namun Riyoso acuh.

"Jangan sampai kita lakukan perlawanan," kata pria tersebut.

"Terserah," kata Riyoso.

Tayangan selanjutnya memperlihatkan Satpol PP tetap menyita dus-dus air mineral tersebut.

Kedua warga tadi terus mengingatkan Satpol PP kalau itu adalah donasi warga.

"Ini yang bayar masyarakat e.." katanya.

Baca juga: Mendagri Janji Bakal Cek Kebijakan Bupati Pati, Aksi Tolak Kenaikan PBB 250 Persen Berujung Ricuh

"Bupati berjanji pajak tidak naik. Tapi kenyataannya apa? Pajak naik," kata seorang warga lainnya.

Dalam tayangan selanjutnya, warga lain mengejar mobil Satpol PP dan berusaha menghentikannya.

Aksi kejar-kejaran terjadi di lalu lintas yang tidak terlalu padat.

Menurut perwakilan aliansi masyarakat Supriyono, pihaknya sudah memberikan pemberitahuan ke aparat kepolisian dan tembusan ke Bupati Pati, namun sekarang tiba-tiba dibubarkan.

“Petugas Satpol PP mengangkut donasi air mineral dari masyarakat Kabupaten Pati, kita memprotes tindakan tersebut karena kita sudah memberi surat pemberitahuan,” ujar Supriyono.

Sekretaris Daerah Kabupaten Pati, Riyoso, angkat bicara mengenai tindakannya yang memerintahkan Satpol PP Pati menyita air mineral donasi masyarakat untuk aksi demonstrasi 13 Agustus.

Dia mengatakan, hal itu demi mempersiapkan area dan rute yang bakal dilintasi Kirab Boyongan Hari Jadi Ke-702 Kabupaten Pati.

Menurut Riyoso, hal ini agar acara kirab lima tahunan sekali tersebut nantinya dapat berjalan aman, lancar, dan kondusif.

Baca juga: Alasan Bupati Pati Tetap Naikkan PBB 250 Persen, Sudewo sebut tak Gentar Didemo 50.000 Warga

Riyoso juga menegaskan pihaknya lakukan sudah sesuai prosedur, di mana Satpol PP sudah dilengkapi surat tugas resmi.

“Ini, kan, sudah tanggal 5. Tanggal 6-7 Agustus ada acara Kirab Boyongan. Maka tadi kami amankan dan tertibkan dulu. Bukan melarang demo, tapi demi keteraturan tempat dan waktu,” ujar Riyoso, Selasa (5/8/2025). 

Dia menegaskan, aspirasi masyarakat tetap dihargai, namun harus tertib agar tidak memicu provokasi.

Riyoso menegaskan pula bahwa Pemkab Pati tidak mempermasalahkan aksi unjuk rasa masyarakat memprotes kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang rencananya bakal digelar 13 Agustus 2025.

Namun, ia mengingatkan agar kegiatan tersebut dilakukan dengan santun dan tidak menimbulkan gesekan.

“Kami menghargai aspirasi masyarakat soal PBB-P2. Tapi narasi-narasi provokatif seperti ‘pembohong’ atau ‘penipu’ itu bisa memicu ketegangan. Jangan sampai menimbulkan konflik antara pendukung dan yang kontra terhadap kebijakan pemerintah,” ujar dia.

Hingga saat ini, kata dia, Pemkab Pati mencatat sudah ada lebih dari 35 desa yang melunasi PBB-nya.

Riyoso menegaskan, bagi masyarakat yang merasa keberatan membayar PBB, tersedia mekanisme pengajuan keringanan yang bisa diajukan secara prosedural.

“Kalau merasa keberatan, bisa mengajukan keringanan dengan kewajaran," pungkas dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal PBB 250 Persen, Warga Pati Konfrontasi Plt Sekda: Bupati Janji Pajak Tak Naik!"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demo Pati Ricuh, Polisi Tembakkan Water Cannon dan Gas Air Mata"

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved