Bayi Otniel Junior Meninggal 9 Jam Setelah Dilahirkan, Keluarga Laporkan RSUD AWS ke Polisi
Setelah bersalin, Trivena dan sang bayi terpisah sementara waktu. Ia harus menjalani perawatan paska persalinan.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Minggu (21/4/2019) yang bertepatan dengan hari raya Paskah, sebenarnya, menjadi kado istimewa bagi pasangan Rizki Kewo dan Trivena Sengkey, warga Desa Umaiding, Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara.
Perjalanan darat sejauh 172 km dari kampung halaman harus mereka tempuh untuk melahirkan anak ketiga di RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda.
Tepat pukul 21.30 Wita, di atas meja operasi, Trivena menjalani operasi sesar ditangani dr Faisal.
Diiringi suara tangis keras, lahirlah seorang bayi laki-laki sehat dan normal yang diberi nama Otniel Junior Kewo.
Setelah bersalin, Trivena dan sang bayi terpisah sementara waktu. Ia harus menjalani perawatan paska persalinan.
Keduanya dibawa ke Ruang Mawar. Trivena di ruang A1, sedangkan Otniel ruang khusus bayi. Masih di gedung yang sama. Sesekali sang ayah menjenguk sang bayi di ruang perawatan.
Sekitar pukul 06.15 Wita keesokan harinya, pasangan suami istri yang sudah menikah delapan tahun ini dikejutkan dengan kabar duka. Bayi mungil itu dinyatakan meninggal.
Diceritakan, Yohanis Taskin, juru bicara keluarga orangtua Otniel Junior Kewo, karena pasangan ini harus memulihkan kondisi paska melahirkan, bayi itu diduga meninggal karena pendarahan yang terjadi di bagian pusar.
Namun, begitu, pihak keluarga belum mendapatkan jawaban pasti penyebab kematian sang bayi. Otniel dimakamkan di hari yang sama di Pemakaman Kristen Sungai Siring Samarinda.
“Waktu kelahiran dibilang dokter kandungan sehat. Setelah 10 jam meninggal. Ditemui kejanggalan, darah, lampit dan baju (bayi) berlumuran darah. Sudah ditanyakan ke rumah sakit, tapi belum ada jawaban,” kata Yohanis, Jumat (26/4/2019).
Keluarga, diceritakan Yohanis, sudah mengiklaskan kepergian sang buah hati.
Namun, pihak keluarga membutuhkan keterangan dan pertanggungjawaban rumah sakit atas kejadian pilu ini.
Maka, ditunjuklah Yohanis sebagai juru bicara untuk mempertanyakan ke rumah sakit apa sebenarnya penyebab kematian sang bayi.
Yohanis menceritakan, pihak keluarga ataupun orangtua tak mendapat kabar terkait pendarahan yang dialami bayi Otniel.
Seharusnya, kalaupun, terjadi pendarahan, mestinya harus mendapatkan penanganan medis begitu terlihat darah di tali pusarnya.