Bayi Otniel Junior Meninggal 9 Jam Setelah Dilahirkan, Keluarga Laporkan RSUD AWS ke Polisi
Setelah bersalin, Trivena dan sang bayi terpisah sementara waktu. Ia harus menjalani perawatan paska persalinan.
Dia menjelaskan, ibu pasein itu, dirujuk dari salah satu fasilitas kesehatan di Melak ke rumah sakitnya, karena ada riwayat hipertensi yang membutuhkan penanganan khusus.
Setelah lahir pun, Otniel yang memiliki berat 2.400 gram, di bawah standar rata-rata bayi 2.500-2.700 gram, harus dirawat dalam incubator sebagai penghangat.
“Kalau sehat, bersama mamanya. Kalau berat kurang, di taruh di incubator, sebagai penghangat,” katanya.
Saat ini, rumah sakti, sedang mencaritahu, dari mana bercak darah yang ada di pakaian sang bayi saat ditemukan tak bernyawa. Ia belum bisa memastikan apakah itu berasal dari tali pusar.
Ia pun menepis anggapan bahwa saat bayi dalam kondisi kritis, keluarga tak diberi informasi.
“Bapaknya, ditelepon, dia gak angkat, di telepon 3 kali. Pas gawat ditelepon terus. Terhubungnya pas sudah meninggal. Kan, ada bukti telepon,” katanya.
Ia menyangkal bahwa pengelola rumah sakit enggan memberikan rekam medis dan bukti CCTV selama kejadian.
Menurutnya, saat ini, sekarang, dalam tahap audit, mengumpulkan data, fakta, dan butuh waktu yang masih akan dicocokkan.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Sudarsono, meyakinkan jajarannya segera menindaklanjuti laporan kematian bayi Otniel.
Bahkan, jika diperlukan, untuk proses identifikasi mencari tahu sebab kematian bayi yang baru berumur sehari itu, tak menutup kemungkinan akan dilakukan otopsi.
“Kalau hasil penyelidikan diperlukan pengangkatan mayat bayi, akan dilaksanakan (otopsi),” ujarnya di hari yang sama di ruangnya. (*)
Like Fanpage Tribun Kaltim
Follow Twitter Tribun Kaltim
Follow Instagram Tribun Kaltim
Subscribe Channel YouTube Tribun Kaltim