Pemkot Nilai Lumba-Lumba Muncul di Tanjung Limau Kota Bontang, karena Ekosistem Laut Terjaga
Kemunculan hewan diduga lumba-lumba di pesisir Tanjung Limau, Kelurahan Bontang Baru, diyakini lantaran ekosistem laut masih terjaga kelestariannya.
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG — Kemunculan hewan diduga lumba-lumba di pesisir Tanjung Limau, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara diyakini lantaran ekosistem laut masih terjaga kelestariannya.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Bontang, Aji Erlinawati saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co, Jumat (17/5/2019).
“Artinya ekosistem perairan kita, khususnya di Tanjung Limau itu masih alami.
Karena hewan ini cukup langka ditemui, berarti stok makanan alaminya masih tersedia di perairan kita,” ujar Iin-sapaan akrabnya.
Ia mengimbau masyarakat setempat tidak melakukan hal-hal yang mengancam keselamatan hewan yang dilindungi tersebut.
Kemunculan mamalia ini harus menjadi kesadaran warga agar memelihara lingkungan sekitarnya tetap baik.
Lokasi perairan Tanjung Limau berada di antara lokasi hutan magrove.
Kawasan mangrove membentang di sebelah selatan dan utara lokasi ini.
Di lokasi ini menjadi Tempat Pendaratan Ikan (TPI) bagi nelayan lokal dan beberapa nelayan asal luar daerah.
Jika berada di lokasi TPI Tanjung Limau, dari kejauhan terlihat jelas kawasan industri milik Pupuk Kalimantan Timur (PKT).
Pun begitu, dari catatan Tribun nelayan lokal banyak yang memasang jaringan tangkap (Belat-sebut warga setempat) di kawasan mangrove.
Belat berbahaya bagi mamalia yang melintas karena bisa terjerat jaring.
Diberitakan sebelumnya, hewan mamalia jenis lumba-lumba menghebohkan warga pesisir Tanjung Limau, Kelurahan Bontang Baru, Jumat (17/5/2019) petang.
Kemunculan hewan mamalia langka ini sontak menjadi perhatian warga setempat.
Puluhan warga terlihat menonton atraksi hewan ini beberapa menit.