Cerita Layangan Putus Viral, Kata Pakar Ungkap Fakta Lain di Baliknya, Singgung Sifat Buruk Manusia
Adapun kisah atau cerita Layangan Putus tersebut mengisahkan tentang kondisi pasangan suami istri yang terpaksa berpisah karena adanya orang ketiga.
TRIBUNKALTIM.CO - Beberapa hari ini, media sosial diramaikan dengan adanya kisah atau cerita yang dijuluki Layangan Putus.
Adapun kisah atau cerita Layangan Putus tersebut mengisahkan tentang kondisi pasangan suami istri yang terpaksa berpisah karena adanya orang ketiga.
Bahkan hingga Selasa (5/11/2019) topik seputar kisah atau cerita Layangan Putus yakni #layangputus ini masih bertahan menjadi trending topik di twitter.
• Kabar Buruk Menimpa Ikhwan Zein, Anak Menkopolhukam Mahfud MD, Pengganti Wiranto, Berprofesi Dokter
• Akun Facebook Ini Ungkap Nama Asli Tokoh-tokoh di Cerita Viral Layangan Putus, Ada Pemilik Ammar TV
• Bukan 2 Pemain Incaran AC Milan yang Bakal Didatangkan Inter Milan, Melainkan Eks Gelandang Juventus
• Tokoh Jawa Barat Ini Minta Tito Karnavian, Fachrul Razi Ubah Gaya Pakaian PNS Boleh Celana Cingkrang
Dan kisah atau cerita Layangan Putus tersebut menuai simpati dari warganet.
Segera setelah mendapatkan atensi, netizen ramai-ramai membagikan kisah atau cerita cerita Layangan Putus tersebut.
Bahkan viralnya cerita Layangan Putus ini membuat banyak orang memercayai kisahnya hingga mencari tahu sosok laki-laki dan perempuan yang dituduh menjadi orang ketiga dalam hubungan tersebut.
Kejadian ini kemudian menimbulkan pertanyaan, mengapa banyak warganet yang terbawa emosi dengan kisah tersebut.
Padahal seperti diketahui, cerita itu belum diketahui kebenarannya.
Menurut penelitian, banyak orang memiliki setidaknya pernah memercayai beberapa hal yang salah.
Lantas mengapa orang mudah memercayai hal tersebut?
Melansir laman Psychology Today, salah satu penyebabnya adalah manusia secara rutin menggunakan jalan pintas mental untuk bisa memahami hal-hal yang terjadi di sekitar mereka.
Ini terjadi karena, manusia tidak memiliki waktu untuk menganalisis kebenaran kabar yang diterima dengan cermat.
Dengan demikian, manusia cenderung menggunakan aturan praktis yang cepat dan tidak disadari untuk menentukan apa yang harus dipercaya.
Sehingga, hal ini mengarahkan mereka untuk memercayai kabar yang belum diketahui kebenarannya.
Adapun beberapa penyebab dari jalan pintas mental tersebut adalah: