Breaking News

Mardani Ali Sera Ragukan Kemampuan Jokowi Hilangkan Kemiskinan Ekstrem, PKS Apresiasi Niat Mulia

Mardani Ali Sera ragukan kemampuan Jokowi hilangkan kemiskinan ekstrem, PKS apresiasi niat mulia

Editor: Rafan Arif Dwinanto
(KOMPAS.com/Haryantipuspasari)
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera di Hotel Mercure Jakarta Batavia, Jakarta Barat, Senin (5/8/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Mardani Ali Sera ragukan kemampuan Jokowi hilangkan kemiskinan ekstrem, PKS apresiasi niat mulia.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertekad menghilangkan kemiskinan ekstrem dari Indonesia.

Diketahui, saat ini ada sekitar 10 juta warga Indonesia berada di kategori kemiskinan ekstrem.

Sementara, 24 juta jiwa lainnya masuk dalam kategori miskin.

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Mardani Ali Sera mengaku ragu dengan target Presiden Joko Widodo ( Jokowi) yang ingin menurunkan kemiskinan ekstrem hingga 0 persen pada tahun 2024 mendatang.

Mardani Ali Sera Kritik Anies Baswedan soal Banjir Jakarta Formula E Bagus Tapi Itu Cuma 2 Jam

Jakarta Banjir, Mardani Ali Sera Ingatkan Anies Baswedan Tanggung Jawab Ala Gubernur DKI Ali Sadikin

"Saya apresiasi niatan mulia Presiden Jokowi menghilangkan kemiskinan ekstrem di Indonesia di akhir periode kepemimpinan beliau.

Tapi, menurut saya target itu kelewat tinggi masih di awang-awang sekarang ini," kata Mardani Ali Sera dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/3/2020).

Menurut Mardani Ali Sera, sampai saat ini Jokowi belum membuat gebrakan apapun untuk memberantas kemiskinan.

Maka dari itu, Mardani Ali Sera tidak yakin Jokowi bisa menghilangkan kemiskinan ektrem pada 2024.

"Hasil itu tergantung dari strategi, proses dan kebijakannya tepat sasaran atau tidak," ungkapnya.

Anggota Komisi II DPR ini menjelaskan, ada tiga hal yang perlu segera disiapkan dari sekarang untuk memberantas kemiskinan.

Di antaranya adalah pembuatan payung hukum untuk mensingkronkan kebijakan terkait pemberantasan kemiskinan.

Pembentukan badan khusus penanggulangan kemiskinan yang kuat menggabungkan penggunaan anggaran, pengelolaan pendataan kemiskinan real, dan sumber daya manusia.

Serta perlunya pelibatan semua akses pendanaan secara kolaboratif baik lokal maupun global.

Diketahui, Presiden Joko Widodo menyebut, Indonesia masih memiliki pekerjaan besar yang belum selesai dalam rangka menurunkan angka kemiskinan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved