Virus Corona
Tolak Permintaan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil, Luhut Pandjaitan Beber Sosok Dibalik Keputusannya
Tolak permintaan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil stop KRL, Luhut Binsar Pandjaitan beber sosok dibalik keputusannya
TRIBUNKALTIM.CO - Tolak permintaan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil stop KRL, Luhut Binsar Pandjaitan beber sosok dibalik keputusannya.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang kini juga memimpin Kementrian Perhubungan atau Kemenhub, membeber alasannya menolak menyetop operasional KRL di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
Luhut Binsar Pandjaitan pun membongkar sosok yang membuat dirinya menolak permohonan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Diketahui, operasional KRL dituding salah satu penyebab menyebarnya Virus Corona atau covid-19 di wilayah Jabodetabek.
Hal ini diungkapkan Luhut Binsar Pandjaitan di akun media sosial Facebook miliknya.
Permintaan sejumlah kepala daerah agar operasional Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek dihentikan sementara tak dikabulkan oleh Pemerintah Pusat.
• Rocky Gerung Beber Fakta Terbalik Antara Donald Trump dan Jokowi, Presiden Tak Bisa Ambil Keputusan
• Donald Trump Bongkar Kejanggalan China dan WHO Tangani Virus Corona, Amerika Bicara Soal Sanksi
• Enggan Bohong, IDI Bongkar Kejanggalan Data Kematian covid-19 Pemerintah Jokowi, Fenomena Gunung Es
Menteri Perhubungan Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan sudah memutuskan tidak menghentikan operasional KRL di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) di Jabodetabek.
Soal alasannya, pemerintah sudah menjelaskan karena masih banyak para pekerja di Jabodetabek yang membutuhkan transportasi KRL untuk pergi ke tempat kerja.
Keputusan itu menuai pro dan kontra publik.
Namun lewat tulisan dalam akun Facebook pribadinya, Minggu (19/4/2020), Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan latar belakang keputusan itu.
Tulisan itu ia mulai dengan nostalgia.
Di usianya saat ini, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan masih seringkali teringat pada kenangan masa kecil dan kehidupan bersama orang tuanya di Simargala, Toba Samosir.
Mantan Komandan Khusus Satgas Tempur Kopassus itu mengatakan, menjalani kehidupan masa kecil bersama orang tua dan adik-adik dalam keadaan yang sangat sulit.
Sang bapak adalah satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga dengan menjadi sopir bus AKAP di Sibualbuali.
Gajinya hanya cukup untuk makan sehari-hari.
"Jadi kalau mau dibilang, saya adalah anak sopir bus AKAP dan dilahirkan dari seorang Ibu yang tangguh meskipun tidak tamat Sekolah Rakyat," tulis Luhut.