Virus Corona

Blak-blakan ke Media Asing, Anies Baswedan Beber Alasan Tak Percaya Pemerintah Jokowi Soal Covid-19

Blak-blakan ke media asing, Anies Baswedan beber alasan tak percaya Pemerintah Jokowi soal covid-19

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Januar Alamijaya
Kolase TribunKaltim.co / Tribunnews
Pengelola terminal di Jakarta pilih tunggu keputusan Anies Baswedan meski Presiden Jokowi telah melarang masyarakat mudik 

TRIBUNKALTIM.CO - Blak-blakan ke media asing, Anies Baswedan beber alasan tak percaya Pemerintah Jokowi soal covid-19.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan pendapat Pemerintah Jokowi.

Diketahui, Ketua Gugus Tugas covid-19 Doni Monardo mengungkapkan kurva kasus Virus Corona di Jakarta sudah menurun.

Namun, justru Anies Baswedan mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan data covid-19 Pemerintah Jokowi, ke media asing.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak setuju dengan pernyataan pemerintah pusat bahwa Indonesia telah melewati fase kritis covid-19.

Ultimatum Jokowi ke Jajarannya Soal Virus Corona di Wilayah Anies, Ridwan Kamil, Khofifah dan Ganjar

Putra Jokowi Bagikan Ribuan Masker Puan Maharani, Langkah Gibran Rakabuming Mulus di Pilkada Solo?

Blak-blakan, Din Syamsuddin Bongkar Jokowi Tak Serius Berantas Mafia dan Oligarki, Sebut Kleptokrasi

Hal itu disampaikan Anies wawancara bersama media Australia The Sydney Morning Herald dan The Age.

Dia berpendapat, laporan penambahan kasus covid-19 di Indonesia yang disampaikan setiap hari tak dapat dijadikan acuan untuk menyatakan Indonesia telah melewati fase kritis.

"Saya belum yakin apakah persebaran data (covid-19) telah melandai (melewati fase kritis).

Kita harus menunggu beberapa minggu ke depan untuk menyimpulkan apakah tren itu sudah melandai atau kita masih akan bergerak naik," kata Anies dalam artikel The Sydney Morning Herald yang terbit pada 7 Mei lalu.

DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan kasus covid-19 tertinggi di Indonesia sejak wabah covid-19 terungkap pada 2 Maret 2020.

Sejak saat itu, DKI Jakarta selalu berada di posisi teratas. Data pada 7 Mei 2020, setidaknya ada 4.775 kasus positif dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 430 orang.

Sementara pasien yang sembuh mencapai 718 orang.

Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Doni Monardo memang menyatakan, pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di DKI Jakarta berhasil menurunkan penambahan jumlah kasus positif covid-19 sebesar 39 persen.

Hal itu, kata Doni Monardo, terlihat dari proporsi kasus positif di Jakarta dengan total kasus secara nasional.

Bahkan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 juga memprediksi pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilakukan pada Juni atau Juli 2020.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved