Virus Corona
Tak Seperti di Wilayah Anies Baswedan dan Khofifah, PSBB Jawa Barat Berhasil, Ini Klaim Ridwan Kamil
Tak seperti di wilayah Anies Baswedan, Jakarta dan Khofifah di Jawa Timur, Ridwan Kamil klaim PSBB Jawa Barat berhasil, waspadai OTG pemudik
TRIBUNKALTIM.CO - Tak seperti di wilayah Anies Baswedan, Jakarta dan Khofifah di Jawa Timur, Ridwan Kamil klaim PSBB Jawa Barat berhasil.
Tiga Provinsi yang memiliki kasus Virus Corona tertinggi di Indonesia yakni Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat, telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ).
Namun wilayah Anies Baswedan dan Khofifah justru belum mampu menekan kasus baru covid-19 saat memberlakukan PSBB.
Hingga akhirnya Anies Baswedan dan Khofifah memberlakukan PSBB tahap kedua di wilyahnya.
Berbeda dengan Jakarta dan Jawa Timur, PSBB di Jawa Barat justru diklaim berhasil.
• Viral Tenaga Medis Ramai-ramai Pamer Tulisan Indonesia Terserah, Kecewa PSBB Corona Dilonggarkan?
• Perbolehkan Mudik Virtual Saat Lebaran, Anies Baswedan Beber Dampak Buruk Pelonggaran PSBB Jakarta
• Ultimatum Jokowi ke Jajarannya Soal Virus Corona di Wilayah Anies, Ridwan Kamil, Khofifah dan Ganjar
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengklaim pelaksanaan PSBB Jabar berhasil.
Klaim Ridwan Kamil ini berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan PSBB di Jawa Barat.
Dilansir TribunWow.com, PSBB di Jawa Barat yang mencakup 27 kota dan kabupaten sudah berlangsung sejak 6 Mei 2020 lalu.
Ridwan Kamil mengatakan PSBB Jawa Barat berjalan positif dan hasilnya cukup menggembirakan.
Menurut Ridwan Kamil, keberhasilan PSBB Jawa Barat dibuktikan dengan data kasus Virus Corona di lapangan yang semuanya mengalami penurunan.
Hal ini disampaikan Ridwan Kamil dalam acara Kabar Petang tvOne, Sabtu (16/5/2020).
"Jadi hasil evaluasi sudah kami laporkan dan diskusikan kepada 27 kepala daerah tadi dan yang pertama trennya adalah menggembirakan," Ujar Ridwan Kamil.
Meski begitu Ridwan Kamil menyebut masih mewaspadai adanya penambahan kasus baru yang disebabkan oleh masuknya para pemudik yang berstatus orang tanpa gejala ( OTG ).
Menurutnya tren menggembirakan tersebut bisa saja terancam dengan masuknya OTG dari pemudik yang masih nekat masuk ke Jawa Barat.
Dirinya juga mengungkapkan terdapat sekitar 700 ribu warga Jawa Barat yang berada di perantauan.