Breaking News

Sandiaga Uno Blak-blakan Kritik Program Tapera Jokowi, Sebut Fadjroel Rachman Mengerti Ini Tak Tepat

Sandiaga Uno blak-blakan kritik Program Tapera Jokowi, sebut Fadjroel Rachman mengerti ini tak tepat

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
Wujud perumahan Jokowi atau rumah MBR Pesona Bukit Batuah Kelurahan Graha Indah Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sandiaga Uno blak-blakan kritik Program Tapera Jokowi, sebut Fadjroel Rachman mengerti ini tak tepat.

Presiden Jokowi baru saja meluncurkan Program Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera.

Namun, Sandiaga Uno menilai momen peluncuran itu tak tepat karena bertepatan dengan pandemi Virus Corona atau covid-19.

Diketahui, skema potongan Tapera sebesar 3 persen dari gaji, rinciannya 0,5 persen dibayar pengusaha, dan 2,5 persen dibayar karyawan.

Hal itu diungkapkan Sandiaga Uno di channel YouTube Kompas TV pada Kamis (11/6/2020).

Mulanya, Sandiaga Uno membenarkan bahwa negara berkewajiban untuk memberikan perlidungan sandang, pangan, papan dalam hal ini bukan hanya pemerintah.

Viral di Medsos, Kisah Penjual Gorengan Cah Ayu, Korban PHK Virus Corona, Pendidikan Tak Sembarangan

 Kabar Terbaru, Menkes Terawan Umumkan BPJS Kesehatan Bakal Tanpa Kelas 1, 2 dan 3, Kapan Berlaku?

 Blak-blakan di Mata Najwa, Anies Baswedan Beber Alasan Enggan Gunakan Kata New Normal Seperti Jokowi

"Sandang, pangan, papan memang tanggung jawab negara, malah tadi Bung Fadjroel bilang ini tugas konstitusi."

"Namun bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja sebetulnya, semua pihak harus bergotong royong untuk mewujudkan karena ini lanjutan tenun kebangsaan kita sama halnya dengan kesehatan dan sosial," jelas Sandiaga.

Namun, ia menegaskan kebijakan ini tidak tepat jika dilakukan pada saat-saat ini.

"Saya melihat bahwa tentunya mewujudkan perumahan untuk seluruh warga negara bagus, namun timing dan sinyal," katanya.

Menurutnya, kebijakan ini bisa efektif diterapkan pada dua hingga lima tahun lagi.

"Mungkin dua tiga tahun lagi, mungkin lima tahun lagi, mungkin lebih dari itu lagi."

"Komposisinya 0,5 persen ditanggung pemberi kerja dan 2,5 ditanggung pekerja melalui pemotongan gaji," ujar dia.

Lalu ia turut menyinggung Juru Bicara Presiden Joko Widodo ( Jokowi), Fadjroel Rachman yang juga menjadi narasumber di acara itu.

"Danger ini walau pekerja masih tiga, empat, lima tahun, Bang Fadjroel tahu sendiri sebagai ahli komunikasi is not right time," singgungnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved