Virus Corona

Covid-19 Surabaya dan Zona Merah Lain di Jatim Membuat Warga Sakit Sulit Dapat Pelayanan, Dampaknya

Tingginya kasus covid-19 dan zona merah lainnya di Jawa Timur ( Jatim ) membuat warga sakit sulit dapat pelayanan, begini dampaknya

Editor: Amalia Husnul A
KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni. Tingginya kasus covid-19 dan zona merah lainnya di Jawa Timur ( Jatim ) membuat warga sakit sulit dapat pelayanan, begini dampaknya 

TRIBUNKALTIM.CO - Tingginya kasus covid-19 dan zona merah lainnya di Jawa Timur ( Jatim ) membuat warga sakit sulit dapat pelayanan, begini dampaknya

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, mengungkapkan tingginya kasus Corona di Surabaya dan zona merah lainnya di Jawa Timur, membuat warga sakit sulit mendapatkan pelayanan, berdampak pada Perantau.

Para Perantau asal Ponorogo memilih mudik lantaran kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan yang sudah over kapasitas di daerah mereka merantau.

"Membludaknya kasus covid-19 di Surabaya dan zona merah lainnya mengakibatkan orang-orang ( Perantau asal Ponorogo ) yang sakit di sana sangat sulit mendapatkan fasilitas pelayanan atau perawatan karena sudah overload.

Sehingga mereka memilih pulang untuk mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang masih bisa menerima,” ujar Bupati Ponogoro Ipong Muchlissoni kepada Kompas.com, Rabu (1/7/2020) malam.

Banyaknya Perantau asal Ponogoro yang pulang dalam kondisi sakit sangat berisiko bagi diri sendiri dan orang lain.

Kabupaten Berau Tambah Satu Kasus Positif Corona Dari Karyawan Selesai Cuti di Ponorogo

8 Nama Mencuat Bakal Gantikan Walikota Risma, Ada Ahmad Dhani hingga Ipong Muchlisoni

Secarik Kertas dari Risma ke Para Direktur RS di Surabaya, Jajaran Terawan: ODP - PDP Bakal Dihapus

Jokowi Minta Covid-19 Jatim Turun dalam 2 Minggu, Pakar: Kesadaran Itu Lama, Ini Satu-satunya Cara

Kondisi ini terbukti dari total 45 kasus terkonfirmasi positif covid-19, 11 di antaranya berasal dari Perantau.

Dari 11 pasien positif, dua di antaranya meninggal dunia.

Keduanya memiliki riwayat bekerja di Surabaya dan memilih pulang setelah mengalami sakit dengan gejala klinis covid-19.

“Mereka sudah sakit di Surabaya beberapa hari, tapi justru mereka malah pulang dan sampai Ponorogo langsung masuk rumah sakit. Setelah itu keesokan harinya meninggal dunia,” ungkap Ipong.

Untuk penanganan dan pengawasan Perantau yang mudik, Pemkab Ponorogo memonitoring ketat di tingkat RT/RW.

Begitu mendapati pemudik yang sakit langsung diisolasi.

Pemkab Ponorogo juga sudah mengimbau agar para Perantau tidak pulang.

Pemkab Ponorogo siap membantu pengobatan jika ada warga di perantauan sakit dan kesulitan mengakses fasilitas kesehatan.

Bahkan pihaknya juga siap menjemput Perantau yang sakit bila terlantar tanpa pengobatan di daerah perantauan.  

Di Depan Najwa Shihab, Arief Poyuono Yakin Menkes Terawan tak Akan Diganti, Jokowi tak Niat Marah

Seperti Salam Perpisahan, Putri Engku Emran Sampaikan Pesan Haru Untuk Laudya Cynthia Bella

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved