Virus Corona

Diduga Kurang Informasi Soal Covid-19, Suami Tak Izinkan Istri Positif Corona Diisolasi, Mengapa?

Mungkin kurang sosialisasi sehingga pengetahuan warga tentang bahaya dan penyebab covid-19 sangat kurang. Karena itu perlu digencarkan lagi kampanye

Editor: Mathias Masan Ola
Kolase TribunKaltim.co / freepik.com
WHO minta semua Negara di dunia Investigasi awal mula munculnya kasus Virus Corona covid-19, termasuk di Indonesia. 

TRIBUNKALTIM.CO - Mungkin kurang sosialisasi sehingga pengetahuan warga tentang bahaya dan penyebab covid-19 sangat kurang. Karena itu perlu digencarkan lagi kampanye anti corona.

Karena kurangnya informasi maka sejumlah warga di beberapa daerah bahkan menolak petugas medis yang akan memeriksa penduduk setempat.  

Petugas medis mendapat penolakan saat menjemput pasien positif Covid-19 di Kelurahan Candi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Sabtu (11/7/2020).

Pasien perempuan yang merupakan pedagang ayam di Pasar Cempaka tersebut kukuh menolak diisolasi. Tak hanya itu, keluarganya turut menghalangi.

Suami pasien malah meyakini penyakit istrinya tersebut disebabkan karena setan, bukan lantaran Covid-19. "Kalau sakit memang sampai sekarang, ( tapi) cuma 4 hari saja (yang benar-benar) sakit, cuma setan saja itu," seru sang suami yang tak mengizinkan istrinya diisolasi.

Pasien dan keluarga menolak, sang suami bahkan menantang dan ingin mengetahui seperti apa virus Covid-19. "Biar mati enggak apa-apa. Semua manusia itu pasti mati semua. Seperti apa corona itu, saya mau tahu," kata suami pasien positif Covid-19.

Hal itu juga diperkuat dengan sikap pasien positif Covid-19 yang kukuh menolak dikarantina. Sang pasien meyakini dirinya hanya kurang darah.

"Sudah 20 hari (sejak di-rapid test). Saya enggak sakit apa-apa. Cuma kurang darah saja kata dokter," ujar si pasien perempuan dalam bahasa daerahnya.

Baca juga; Gratis, Pemkab kutim Gelar Rapid Test untuk Ratusan Pelajar dan Mahasiswa

Baca juga; Seperti Penyakit Biasa, Warga Balikpapan yang Terjangkit Covid-19 Harus Terbiasa Isolasi Mandiri

Harus Isolasi Malah tetap Jualan
Petugas pemimpin rombongan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kumai, Samsul menjelaskan, mereka memang mengunjungi rumah pasien tersebut Sabtu (11/7/2020).

Namun yang didapati semprotan dari keluarga pasien dan penolakan. Padahal, mereka bermaksud menyampaikan hasil swab, menjemput untuk karantina di RSSI Pangkalan Bun dan melacak kontak erat pasien positif tersebut.

Samsul mengatakan, pasien sempat memeriksakan diri dan di-rapid test akhir Juni 2020. Meski sempat menolak, akhirnya pasien itu bersedia ikut tes swab.

Ironisnya, selama menunggu hasil swab, pasien yang diminta mengisolasi diri justru berjualan ayam di Pasar Cempaka Kumai.

"Kami dapat informasi itu, tapi tidak bisa mengeceknya. Tapi waktu saya tanya apakah istrinya tadi pagi masih berjualan, si suami menjawab iya," ungkap Samsul.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved