Terkendala Blank Spot, Murid SDN 002 Maluang Berau Belajar di Bawah Kolong Rumah Warga

Pandemi Virus Corona atau covid-19 yang masih mewabah di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur memaksa murid belajar dari rumah menggunakan sistem daring

Penulis: Ikbal Nurkarim |
TRIBUNKALTIM.CO/IKBAL NURKARIM
Suasana SDN 002 Maluang, Kecamatan Gunung Tabur, Berau, belajar di bawah kolong rumah warga, mengingat pembelajaran sistem online terkendala jaringan yang putus-putus atau blank spot. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB- Pandemi Virus Corona atau covid-19 yang masih mewabah di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur memaksa murid belajar dari rumah menggunakan sistem daring atau online.

Namun di Bumi Batiwakkal, sebutan lain Kabupaten Berau, sistem online tidak berlaku bagi semua pelajar, pasalnya beberapa wilayah masih berstatus blank spot, selain itu kemampuan orang tua untuk membeli ponsel Android jadi kendala tersendiri, seperti yang dialami murid SDN 002 Maluang, Kecamatan Gunung Tabur, Berau.

Para siswa terpaksa belajar tatap muka dengan protokol kesehatan dan dilakukan di bawah kolong rumah warga.

Salah seorang guru SDN 002 Maluang Nurhaina mengatakan, aktivitas belajar tatap muka di kolong rumah warga dengan menerapkan protokol kesehatan terpaksa dilakukan karena masih minim sarana untuk belajar daring atau online.

"Sebelumnya kita adakan rapat dengan orang tua murid karena terkendala sebagian orang tua murid tidak memiliki HP Android namun proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik maka mereka mengusulkan untuk belajar tatap muka dengan protokol kesehatan," katanya.

Selain itu, orang tua murid yang menginginkan anaknya bisa mendapatkan pendidikan dengan baik, mereka rela kolong rumah dijadikan tempat belajar sementara.

Baca juga: UPDATE Pembunuhan Editor Metro TV, Pemilik Sidik Jari di Pisau dan Saksi Kunci Kematian Yodi Prabowo

Baca juga: KABAR DUKA Staf Balaikota Samarinda yang Terkonfirmasi Positif Covid-19 Meninggal Dunia Hari Ini

"Murid ini setiap kelas kami bagi tiga kelompok, setiap kelompok terdiri dari 11 murid dan setiap kelompok hanya belajar tatap muka satu jam mulai pukul 08.00 sampai 09.00 Wita untuk kelompok satu dan seterusnya hingga kelompok tiga," tuturnya.

Salah satu orang tua siswa Kornolius menilai belajar tatap muka dengan sistem kelompok lebih efektif dibanding belajar online, terlebih jaringan internet ditempatnya sering putus-putus.

Ia tak mempermasalahkan jika anaknya balajar di bawah kolong rumah warga demi mendapatkan pendidikan yang layak bagi buah hatinya.

"Belajar online saya lihat kurang efektif karena kadang anak-anak itu tidak serius terlebih jika jaringan putus, sehingga kami sudah lakukan rapat dengan guru maka belajar di bawah kolong rumah ini dengan sistem tatap muka lebih efektif," katanya.

Ditemui beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Berau Murjani telah menginstruksikan ke masing-masing guru yang wilayahnya tidak terdapat jaringan internet atau blank spot untuk melakukan belajar mengajar tatap muka namun dengan sistem kelompok yang jumlah siswanya dibatasi untuk menerapkan protokol kesehatan covid-19.

Baca juga: Dugaan Korupsi Jembatan Mangrove PPU, Kejari Tetap Satu Tersangka, Kerugian Tunggu Audit BPKP

Baca juga: ILC Tadi Malam, Selain Polri, MAKI Seret Institusi Firli Bahuri Soal Djoko Tjandra, Pertanyakan KPK

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved