Diduga Kelebihan Muatan, Pesawat Cessna Jatuh di Papua Nugini, Ternyata Isinya Setengah Ton Kokain
Diduga kelebihan muatan, pesawat Cessna dari Autralia jatuh di Papua Nugini. Pesawat ringan tersebut terbang di atas ketinggian 3.000 kaki untuk meng
TRIBUNKALTIM.CO- Diduga kelebihan muatan, pesawat Cessna dari Autralia jatuh di Papua Nugini.
Pesawat ringan tersebut terbang di atas ketinggian 3.000 kaki untuk menghindari deteksi, tapi hal ini justru membahayakan awak pesawat.
Belakangan diketahui pesawat Cessna yang jatuh ini bermuatan kokain seberat setengah ton atu 500kg.
Pesawat tersebut diketahui digunakan untuk menyelundupkan paket kokain senilai hingga 80 juta dollar AS atau sekitar Rp 1 triliun.
Kini barang bukti barang haram tersebut sudah disita polisi setempat.
Pesawat tersebut awalnya terbang dari Bandara Mareeba di Queensland, Australia, dengan tujuan Papua Nugini pada 26 Juli 2020.
Baca juga: Layak Jadi Zona Hijau Virus Corona, Risma Beber Data Kasus dan Kesembuhan Covid-19 Terbaru Surabaya
Baca juga: Cair Pertengahan Agustus Gaji Ke-13 PNS TNI Polri, Bendahara Kemenkeu: Mudah-mudahan Lebih Cepat
Beberapa jam kemudian, antara pukul 13.00 dan 14.30 waktu setempat, burung besi itu mencoba lepas landas dari landasan pacu terpencil di Papa Lea Lea.
Namun, seperti dilaporkan Sky News Sabtu (1/8/2020), pesawat itu kemudian jatuh beberapa saat kemudian dalam insiden di utara ibu kota Papua Nugini, Port Moresby.
Dalam pernyataan polisi, mereka menduga bahwa pesawat Cessna itu jatuh karena beratnya kokain yang mencapai 500 kilogram.
Adapun saat ditemukan, tak ada orang di sana.
"Sindikat yang begitu serakah berperan besar dalam jatuhnya pesawat," kata Kepolisian Federal Australia (AFP) dalam rilis mereka.
Petugas bergerak cepat dengan menangkap lima orang yang diduga mempunyai koneksi dengan sindikat kejahatan di Melbourne.
Mereka semua mendapat berbagai dakwaan, termasuk ada kaitannya dengan narkoba setelah penyitaan kokain senilai Rp 1 triliun tersebut.