Persiapan Atlet Hadapi PON Papua Terganggu, GOR Gulat Samarinda Retak dan Bocor

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bekas tetesan air akibat kebocoran yang terjadi di atap GOR gulat, Samarinda, Kalimantan Timud, Kamis (6/8/2020)

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Persiapan atlet gulat Kalimantan Timur (Kaltim) menghadapi PON XX Papua 2021 mendatang terganggu akibat sejumlah kerusakan yang terjadi di GOR tempat atlet berlatih.

Selama ini atlet gulat Kaltim berlatih di GOR gulat yang terdapat di Jalan Jakarta II, Kecamatan Sungai Kunjang. Gedung bertaraf internasional yang selesai dibangun pada 2013 lalu itu kondisinya cukup memprihatinkan.

Bahkan, bangunan seluas 1,5 Ha ini dinilai sangat berbahaya jika harus terus digunakan, pasalnya banyak retakan-retakan yang terjadi di dinding, maupun sekitar tiang penyangga bangunan.

Baca Juga:Diduga Bunuh Diri karena Bully, Pegulat Berdarah Indonesia Hana Kimura Meninggal, Sempat Tulis Maaf

Baca Juga:Maksimalkan Waktu Jelang Porprov di Berau, Atlet Gulat Balikpapan Minimal Bertahankan Juara Umum

Jika diperhatikan dengan seksama di dalam gedung, maka sisi lantai gedung tampang sudah tidak rata lagi. Hal itu disebabkan karena sejumlah sisi tanah gedung alami penurunan.

Hal itu diperparah dengan bagian atap yang mulai terbongkar. Bahkan, lantai dasar yang menjadi tempat utama latihan maupun pertandingan akan tergenang air jika hujan terjadi, pasalnya sejumlah titik di atap gedung alami kebocoran.

Sejauh ini, GOR gulat masih digunakan atlet untuk berlatih, namun ketenangan dan kenyamanan atlet terganggu dengan kondisi gedung yang dikhawatirkan sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Sekarang atlet masih latihan di GOR itu, tapi konsentrasi atlet terganggu karena takut dengan kondisi gedung saat ini. Banyak sekali retakan-retakannya, memang sangat rawan gedung ini," Ucap Sekretaris Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Kalimantan Timur, Sumarlani, Kamis (6/8/2020).

Kondisi tersebut telah terjadi setahun belakang terakhir. Bahkan, Pengprov PGSI Kaltim telah mengajukan permohonan renovasi ke Pemkot Samarinda sejak 2018, namun hingga saat ini belum ada tanggapan dari Pemkot.

"Gedung ini dibawah naungan Dispora Samarinda, jadi kami ajukan permohonan untuk renovasi ke Pemkot, tapi sampai sekarang belum ada tanggapan," jelasnya.

Selama ini Pengprov PGSI hanya dapat melakukan perawatan dengan skala kecil saja, seperti membersihkan rumput dan kebersihan di lantai utama untuk latihan.

"Kita gotong royong dengan atlet bersihkan, tapi tidak bisa semua sudut gedung dibersihkan, karena ini cukup luas dan perlu peralatan. Jadi, kami hanya bersihkan rumput dan sebagian di tempat latihan," jelasnya.

Parahnya lagi, sejak beberapa tahun terakhir air dan listrik di gedung tersebut sudah tidak lagi teraliri karena telah dicabut akibat permasalahan pembayaran.

Saat ini untuk kebutuhan listrik, pihaknya hanya mengandalkan listrik dengan pembelian voucer saja. Biasanya pihaknya membeli voucer seharga Rp 200 Ribu untuk penggunaan dua hari.

Halaman
12

Berita Terkini