Datu Norbeck Ungkap Asal Muasal Busana Adat Tidung yang Viral Disangka Pakaian Tradisional China

Budayawan Tarakan, Datu Norbeck mengatakan bahwa pakaian yang digunakan Muhammad Izzam Athaya merupakan salah satu busana tradisional suku Tidung

Penulis: Risnawati | Editor: Mathias Masan Ola
HO-Datu Norbeck
Foto pernikahan anak Datu Norbeck yang menggunakan pakaian adat Tidung 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN- Pakaian adat Tidung Kalimantan Utara atau Kaltara yang terpampang di Uang Peringatan Kemerdekaan atau UPK 75 Tahun RI sempat menggemparkan jagat maya karena disangka pakaian tradisional China, Rabu (19/8/20)

Menepis kabar tersebut, Budayawan Tarakan, Datu Norbeck mengatakan bahwa pakaian yang digunakan Muhammad Izzam Athaya merupakan salah satu busana tradisional suku Tidung.

"Itu memang salah satu busana tradisional suku Tidung pesisir yang biasa menyebut dirinya Ulun Pagun sebab kata Tidung ini juga kan memiliki arti lain. Jadi kalau yang disebut Ulun Pagun itu orang kan jadi masyarakat Tidung yang beragama Islam," ujar dia.

Datu Norbeck mengatakan busana itu termasuk dalam salah satu model atau bentuk busana pengantin laki-laki. Artinya masuk dalam perangkat busana pengantin laki-laki.

Tetapi yang dipakai oleh Izzam itu bukan busana pengantin, melainkan busana pengapit pengantin, dan topi yang digunakan itu disebut Jamong

"Jadi jamong itu disebut jamong punsok melaka maksudnya itu puncak buah nanas. Karena ada bunga di atas buah itu," jelasnya.

Baca juga; Bocah Berpakaian Adat Tidung di Uang Baru Rp 75 Ribu Ternyata Dipotret Bukan di Tempat Biasa

Baca juga; Heboh Dikira Baju Adat China, BI Beber Proses Tak Sembarang Tampilkan Suku Tidung di Uang Rp 75 Ribu

Pria kelahiran Tarakan ini menerangkan perbedaan pakaian yang dipakai oleh Izzam dengan yang dipakai pengantin memiliki punsok yang tidak sama.

"Kalau untuk pengantin itu dia 2 susun kalau pengapitnya itu cuma 1 susun," terangnya.

Jika ada pihak sempat berasumsi bahwa itu busana China, ia menyampaikan bahwa pakaian tersebut ada sedikit menyangkut tentang China namun ia tegaskan itu hanya sebatas nama. Sebab nama busana itu, orang Tidung sebut Sina Beranti yang artinya China berhenti.

"Konon, kan pertama kali dibikin itu ( pakaian Sina Beranti ) tidak ada namanya. Nah berjalan lah kebiasaan orang makai busana itu, di suatu ketika ada orang kawin maka pengantin laki-laki diarak menuju ke tempat perempuan.

Di perjalanan itu ketemu orang China berpapasan sampai orang China itu berhenti semua melihat si pengantin jadi istilah itu 'baju yang mana, baju yang waktu China berhenti itu'. Jadi itu bukan dari negeri China. Tidak ada hubungan dengan negeri China secara budaya tapi kalau nama memang ada menyebut China," ceritanya

Baca juga; Mengenal Suku Tidung, Suku Asli di Kalimantan Utara, Ada di Uang Rp 75 Ribu Baru, Dikira Adat China

Baca juga; Bagikan di WhatsApp, Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1422 H, Arab dan Latin

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved