Lagi, Jasad Ditemukan di Samarinda Usai Anak Pemilik Kos Mencium Bau Menyengat di Kamar
Tim Inafis Polresta Samarinda dan Relawan kembali mengevakuasi seorang jasad perempuan berusia 50 tahun berinisial DRM.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA -Jasad seorang laki-laki di Jalan M. Said, Gang Kita, Kelurahan Lok Bahu RT 52, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Sabtu (19/9/2020) malam ditemukan sudah dievakuasi.
Tim Inafis Polresta Samarinda dan Relawan kembali mengevakuasi seorang jasad perempuan berusia 50 tahun berinisial DRM.
Tepatnya di Jalan Delima Dalam RT 52, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, di kost khusus putri.
Penjaga kost, Poniman (38), menceritakan DRM datang sekitar 10 hari yang lalu (9/9/2020), hendak menemui keponakan perempuannya yang merupakan penghuni indekost.
Baca Juga:Sempat Mengirim Pesan Singkat Hasil Rapid Test ke Adiknya, SP Ditemukan Meninggal Dunia di Samarinda
Baca Juga:Satu Lagi Pasien Positif Covid-19 dari Loa Janan Wafat, Total Kasus Meninggal di Kukar 17 Orang
"Saya sempat bertemu almarhum, keponakannya datang memberitahukan bahwa DRM adalah bibinya yang datang dari Balikpapan," ungkap Poniman saat ditemui Tribunkaltim.co (19/9/2020) seusai kejadian.
Berselang tiga hari kemudian, keponakan DRM berpamitan pada Poniman hendak keluar kota. DRM pun dititipkan hingga akhirnya empat hari tak pernah lagi keluar kamar kost.
"Sempat cerita sama saya, dari Balikpapan ke Samarinda naik motor. Wah hebat, kata saya pada almarhum. Nah terakhir melihat membeli makan 3 hari lalu, tinggalnya baru 10 harian sebelum keponakannya ke luar kota pamit ke saya," jelas Poniman.
Awal mula DRM diketahui sudah tak bernyawa, ketika anak Poniman menerima sebuah paket yang berisi sepatu yang dibeli keponakan DRM.
Sempat menelpon anak Poniman, keponakan DRM meminta tolong agar sepatu tersebut diberikan pada sang bibi yang berada di kamar kost no 24 tersebut.
"Saya kira tidak terlihat (almarhum) menyusul keponakannya keluar kota. Anak saya disuruh mengantar paketan ke kamar, saat diketok tidak ada respon dari DRM, dan mencium bau menyengat," tuturnya.
Melihat ada yang tak lazim. Poniman bergegas melapor kepada ketua RT setempat agar membuka kamar kost yang memiliki 24 kamar ini.
"Rame saya bersama warga dan Pak RT 52, bawa kunci serep. Mencoba membuka tidak bisa karena ada engsel yang mengunci dari dalam. Akhirnya lapor ke pihak Kepolisian," ucap Poniman.
Ketua RT 52, Untung, juga membenarkan bahwa dirinya mendapat laporan dari warga adanya bau menyengat dari kamar no 24 di kost khusus putri.