Launching Tribun Kaltara

Rhenald Kasali Sebut Inflasi Jadi Hal Paling Ditakuti Masyarakat, karena Harga Barang Terus Naik

Sampai kini, ekonomi Indonesia mulai dari makro sampai moneter terus terpuruk di tengah pandemi Virus Corona ( covid-19)

Penulis: Heriani AM |
YouTube Tribun Kaltim Official
Founder Rumah Perubahan Prof Rhenald Kasali PhD saat menjadi pembicara pada acara sarasehan virtual dan launching TribunKaltara.com yang mengangkat tema Menggerakkan Roda Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19, Jumat (18/9/2020) malam. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN  - Sampai kini, ekonomi Indonesia mulai dari makro sampai moneter terus terpuruk di tengah pandemi Virus Corona ( covid-19).

Pada akhirnya, kondisi tersebut memengaruhi perekonomian negara hingga terancam resesi.

Untuk diketahui, resesi merupakan periode penurunan ekonomi sementara di mana perdagangan dan aktivitas industri berkurang.

Umumnya ditandai dengan penurunan Pendapatan Domestik Bruto dalam dua kuartal berturut-turut.

Atau bisa dimaknai sebagai perlambatan atau kontraksi besar dalam kegiatan ekonomi.

Di kuartal kedua Indonesia sudah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup dalam, yakni minus 5,32 persen.

Jika kondisi ini berlangsung pada kuartal berikutnya, mau tidak mau, resesi tak bisa dielakkan.

Namun menurut Founder Rumah Perubahan Rhenald Kasali, inflasi juga sangat ditakuti.

Bahkan ia memandang, yang paling ditakuti masyarakat adalah inflasi.

"Kenapa? Karena harga-harga melambung naik menjadi masalah. Saya tidak mempersoalkan apakah akan resesi atau tidak, namun seandainya terjadi resesi, apakah bisa menjamin tidak terjadi inflasi," katanya dalam sarasehan nasional yang dirangkai dengan launching TribunKaltara.com secara daring, Jumat (18/9/2020).

Inflasi adalah kondisi di mana harga barang atau jasa terus menerus mengalami kenaikan.

Ketika terjadi resesi, lanjut Rhenald Kasali, biasanya diikuti depresi, di mana pengangguran besar-besaran, permintaan akan barang dan jasa tetap tinggi namun harga juga tinggi, dicemaskan masyarakat akan kelaparan.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah pandemi wabah, di mana masyarakat disuruh istirahat, diminta bekerja, bersekolah dan melakukan aktivitas dari rumah.

"Sejumlah sektor memang ditahan dan diperketat. Dengan begitu, demand turun. Ketika permintaan turun, inflasi tidak akan naik. Sehingga yang ditakutkan adalah ketika resesi, diikuti kenaikan harga-harga," urainya.

“Namun sekarang, inflasi alhamdulilah tertahan rendah. Inilah anomali resesi. Biasanya tidak begitu. Kemungkinan besar, penyelamatnya ada dua. Pertama adalah kucuran dana penyelamat ekonomi untuk masyarakat bawah yang sudah tersalurkan. Dan yang kedua, peranan teknologi digital yang memurahkan harga aneka barang dan jasa," tambah dia.

Pria yang juga akademisi dan praktisi yang aktif mengemukakan ide dan gagasannya ini memberi tips untuk pemerintah daerah, dalam upaya menanggulangi permasalahan ekonomi yang disebabkan oleh permasalahan kesehatan akibat covid-19.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved