TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Prabowo Subianto, capres Gerindra jelang Pilpres 2024 terkini.
Terbaru, Prabowo Subianto kembali dipanggil mendadak oleh Jokowi pada Senin 26 Juni 2023.
Bocor, isi pertemuan mendadak Prabowo Subianto dan Jokowi selama 40 menit.
Benarkah Prabowo Subianto dan Jokowi bahas soal capres 2024.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengakui bahwa ada pembicaraan soal politik saat bertemu dengan Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/6) sore.
Menteri Pertahanan itu mengaku mendadak dipanggil Jokowi ke Istana.
"Ada (pembicaraan politik) secara garis besar saja," kata Prabowo seusai pertemuan.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Prabowo Subianto Bakar Keteguhan Kader Gerindra Jelang Pemilu 2024: Kita Berada Dalam Kekuatan Besar
Ketum Gerindra itu menyebutkan, Jokowi sempat bertanya mengenai rencananya ke depan dalam bidang politik.
"Ya bertanya tentang rencana-rencana saya ke depan dan sebagainya," ujar Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan bahwa ia dipanggil ke Istana untuk melaporkan hasil kunjungannya ke Eropa pada pekan lalu.
Ia mengatakan, perbincangan juga mencakup topik geopolitik dan masalah internasional, termasuk soal dinamika yang terjadi di Ukraina.
"Ada beberapa hal yang dapat petunjuk dari Presiden dan saya kira akan kita laksanakan petunjuk-petunjuk beliau," kata dia.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, pertemuan empat mata antara Jokowi dan Prabowo berlangsung selama sekitar 40 menit.
Prabowo tiba di Istana pada pukul 16.45 WIB dan keluar pada pukul 17.25 WIB.
Menurut catatan Kompas.com, Prabowo memang kerap bertemu dengan Jokowi selama beberapa waktu terakhir.
Teranyar, dua tokoh yang pernah bersaing di Pilpres 2014 dan 2019 ini, melakukan pertemuan empat mata di Istana Bogor, Minggu (18/6), dua pekan yang lalu.
Baca juga: Prabowo Subianto Bakar Keteguhan Kader Gerindra Jelang Pemilu 2024: Kita Berada Dalam Kekuatan Besar
Dalam pertemuan kemarin sore, Prabowo mengungkapkan, ada beberapa isu geopolitik yang menjadi sorotannya, salah satunya adalah situasi di Ukraina yang berubah-ubah dengan cepat.
Ia mengaku akan membuat laporan yang lebih rinci kepada Jokowi terkait itu.
Prabowo juga melaporkan bahwa ada banyak negara, terutama di Afrika, yang meminta Indonesia untuk membantu tentara mereka.
"Saya kira ini nanti akan kita tindak lanjuti juga. Jadi intinya itu perkembangan yang kita cermati dan rencana-rencana ke depan, itu saja," kata Prabowo.
Prabowo pun tidak memungkiri bahwa ada pembicaraan soal politik dengan Jokowi. Ia menuturkan, Jokowi bertanya soal rencananya ke depan di bidang politik.
"Ya bertanya tentang rencana-rencana saya ke depan dan sebagainya," ujar Prabowo.
Baca juga: Prabowo Subianto Bakar Keteguhan Kader Gerindra Jelang Pemilu 2024: Kita Berada Dalam Kekuatan Besar
Survei Terbaru
Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting, Aditya Perdana menyampaikan hasil survei yang dilakukan pihaknya terkait elektabilitas calon presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Adapun hasil yang diperoleh elektabilitas calon presiden Ganjar Pranowo dari PDI Perjuangan unggul jauh dari Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Hasil dari survei itu dilakukan Algoritma pada Juni 2023.
Ia menyebutkan Ganjar Pranowo unggul, dengan 29,3 persen.
Sementara itu, capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto, 24,6 persen.
Kemudian, capres dari Partai NasDem Anies Baswedan, 16,9 persen.
"Ganjar Pranowo 29,3 persen. Prabowo Subianto 24,6 persen dan Anies Baswedan 16,9 persen," kata Aditya, saat memaparkan hasil survei nasional 2023 bertajuk Pemilu 2024: Dari Isu Polarisasi ke Pembangunan Ekonomi, di AONE Hotel, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Senin (26/6/2023).
Angka tersebut, dijelaskan Aditya, mengalami rotasi daripada survei pihaknya, pada Desember 2022 lalu.
"Jika dibandingkan dengan survei Algoritma yang dilakukan 6 bulan lalu, yaitu Desember 2022 ada rotasi pilihan capres yang saat itu angkanya Ganjar Pranowo 25,1 persen, Anies Baswedan 18,7 persen, serta Prabowo Subianto 16,6 persen," sambungnya.
Aditya menjelaskan, dukungan pemilih terhadap bakal capres juga masih sangat volatil. Sehingga, masih terbukanya pemilih untuk beralih pilihan.
"Hanya sekitar sepertiga, yaitu 33,9 persen pemilih yang sudah bahwa pilihan capresnya sudah final dan tak akan berubah pilihan," kata Aditya.
"Dengan pemilih yang sebagian besar masih mungkin berubah pilihan capresnya ini tentu pertarungan akan menjadi sangat dinamis," sambungnya.
Sementara itu, Aditya kemudian menyampaikan untuk elektabilitas calon wakil presiden (cawapres) juga masih dinamis.
Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekaligus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno, 11,3 persen.
Kemudian, di peringkat dua diikuti oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, 10,3 persen.
Kemudian, Mahfud MD di peringkat ketiga, yakni 8,8 persen.
"Angka ini sangat dinamis karena jika dibandingkan dengan Desember 2022 urutannya adalah Ridwan Kamil, 11,8 persen. Sandiaga Uno, 7,4 persen. Erick Thohir, 6 persen," jelas Aditya.
Aditya mengatakan, momentum Sandiaga Uno menguat signifikan.
"Kami melihat Sandiaga Uno momentumnya menguat signifikan, Ridwan Kamil mulai kehilangan akselerasinya yang senpat luar biasa, dan Mahfud MD muncul memikat publik bahkan sampai membuat Ridwan Kamil terpental dari tiga besar," ucapnya.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terhadap 2009 responden di seluruh Indonesia terbagi secara proporsional berdasarkan data pemilih di 34 provinsi di Indonesia.
Hasil survei mewakili penduduk usia dewasa secara nasional. Margin of error diperkirakan 2,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Kemudian, pengumpulan data dilakukan pada 29 Mei sampai dengan 10 Juni 2023, yang dilakukan oleh 109 orang enumerator. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Dipanggil Jokowi, Prabowo Klaim Ditanya Rencana Politiknya, Bertemu 40 Menit di Istana Kepresidenan