Berita Nasional Terkini

Alasan Pihak Keluarga dan Sultan HB X Tolak Usulan Prabowo Pindahkan Makam Pangeran Diponegoro

Editor: Amalia Husnul A
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kiri: Prabowo Subianto di Rakernas XVI APEKSI. Kanan: Cucu Generasi Kelima Pangeran Diponegoro, Raden Hamzah Diponegoro saat memanjatkan doa kepada Pangeran Diponegoro, Jumat (14/7/2023). Usulan Prabowo untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro ditolak pihak keluarga dan juga Sri Sultan Hamengku Buwono X

“Kalau saya, enggak usah,” kata Sultan saat ditemui wartawan di Kota Yogyakarta, Jumat (14/7/2023).

Sultan HB X beralasan di masyarakat di Makassar menghargai Pangeran Diponegoro sehingga tidak perlu harus dipindahkan ke Yogyakarta. 

“Pangeran Diponegoro di sana juga dihargai oleh masyarakat. Masyarakat di Makassar juga menjaga saya kira tidak perlu harus diputar (dipindahkan) ke Jogja, masyarakatnya menghargai di sana,” ujar dia.  

Pangeran Diponegoro Dianggap Raja di Makassar

Hal lain yang membuat rencana bakal calon presiden (Bacapres) Prabowo Subianto mustahil terjadi adalah Pangeran Diponegoro sudah dianggap sebagai raja di Makassar. 

"Bagaimana mau pindahkan makam Pangeran Diponegoro, ceritanya sudah jadi raja di sini karena anak-anak beliau menikah sama anak-anak raja di sini.

Anaknya ada enam, 5 putra dan 1 putri, menikah sama anak raja-raja di sini dan lahirlah cucu-cucunya.

Baca juga: Menohok! Sindiran PDIP Usai Effendi Simbolon Puji Prabowo Subianto: Kalau Mau Bebas Jangan Berpartai

Jadi bagaimana mau dipindahkan kalau amanah," tandas Raden Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Sultan Abdul Hamid Herucokro Kabiril wafat pada tanggal 8 Januari 1855 berusia 70 tahun di tempat pengasingan yaitu Makassar.

Pangeran Diponegoro menjalani pengasingan selama hampir 25 tahun yakni mulai 12 Juni 1830 – 8 Januari 1855 dengan pengawasan yang sangat ketat, sampai akhirnya meninggal dunia karena usia tua.

Bahasa Politik Prabowo

Raden Hamzah Diponegoro menilai keinginan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subinto untuk memidahkan makam Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya sebagai bahasa politik.

"Di sini (di Makassar) anak beliau yang sudah beranak pinak. Lihat kapasitasnya yang bicara kalau dia tokoh politik boleh, jadi bahasanya itu bahasa politik," ucap Raden.

Penanggungjawab Makam Pangeran Diponegoro itu menyebut kenginan Prabowo tidak mungkin terwujud.

Sebab pahlawan bangsa yang memiliki nama asli Sultan Abdul Hamid Herucokro Kabiril sudah memiliki keturunan di Kota Daeng.

"Di sini (di Makassar) anak beliau yang sudah beranak pinak. Beliau juga di makamkan di sini juga tidak serta-merta. Jadi (dimakamkan) karena output perjuangan beliau ke ibu pertiwi, nusantara," ungkapnya.

Halaman
123

Berita Terkini