“Tentu kami akan koordinasi juga dengan lembaga penangkaran yang berada di bawah pengawasan BKSDA Kalimantan Timur,” sambungnya.
Tanggapan Aktivis Lingkungan
Sementara itu, Pengelola Pusat Penangkaran Mangrove sekaligus aktivis lingkungan Muhammad Ali, menyambut baik.
Dan tentu saja menyatakan kesiapannya jika kawasan itu dijadikan wisata terpadu sekaligus tempat konservasi Buaya Riska.
“Pokoknya kami siap mendukung rencana tersebut, apalagi berdampak positif bagi masyarakat sekitar,” singkatnya, mengutip keterangannya dari laman resmi Pemprov Kaltim.
(TribunKaltim.co/Briandena, Muhammad Ridwan, Muhammad Fairoussaniy)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.