"Saya bilang (kepada Agus) benar ada Kiani Kertas akan dijual karena kredit harga? Berapa harganya?
Dia bilang 'Kami akan jual 150 juta dolar dan sudah ada peminat dari Singapura,'" jelas Pak JK, seraya menirukan ucapan Agus.
"Saya bilang jangan jual ke Singapura lebih baik ke pengusaha nasional, jangan ke asing," ucap Pak JK.
Agus pun bersedia menjual kepada pengusaha nasional asalkan pembayaran dilakukan secara tunai.
"Jadi di depan saya, masih ada Pak Prabowo, saya sampaikan ini boleh (dijual) tapi cash 150 juta dolar.
Mau enggak? (Prabowo) mau," ucapnya.
"Saya bilang setelah ini Anda (Prabowo) pergi ke Mandiri ketemu Pak Agus, ketemu lah, deal.
Saya dengar beberapa waktu kemudian, maka dia bayar dan itu kemudian jadi milik Pak Prabowo pabrik itu," tambahnya.
Selanjutnya, Pak JK mengatakan karena pabrik yang dibeli Prabowo merupakan pabrik kertas, maka ada juga mempunyai lahan untuk hutan industri seluas kurang lebih 200.000 hektare.
"Saya tidak tahu (hak guna usaha/HGU atau bukan), tapi biasanya pengelolaan.
Itulah kenapa Pak Prabowo punya lahan seperti yang saya baca," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya tidak pernah memberikan lahan kepada Prabowo.
Tetapi hanya memfasilitasi pembelian antara Prabowo dan Bank Mandiri.
"Bukan saya berikan lahan, melainkan dia beli, pabriknya ada izin lahan, tetapi beda kabupaten.
Pabriknya kalau tidak salah di Berau, lahannya ada di Penajam, itulah yang menjadi bagian dari pada IKN (Ibu Kota Nusantara)," tegasnya.