Berita Nasional Terkini

Emak-emak Menjerit Harga Beras Naik, Tom Lembong Tuding Efek Pemberian Bansos di Bulan Pemilu 2024

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HARGA BERAS NAIK. Masyarakat, terutama emak-emak mengeluhkan kenaikan harga beras, Tom Lembong pun ikut bereaksi.

“Terasa banget naiknya, bikin pusing kepala. Yang biasanya beli beras lima liter, sekarang mah cuma dapat dua liter. Soalnya kan uangnya juga terpakai buat beli minyak dan lain-lain,” lanjutnya.

Baca juga: Harga Beras di Kutai Kartanegara Terus Naik Jelang Ramadan, Begini Penjelasan Disperindag

Sebelum ada kenaikan, Umamah mengaku membeli beras hanya senilai Rp 10.000-Rp 11.000 per liternya.

“Yang di agen-agen saja sudah naik, apalagi di warung kelontong? Gimana enggak pusing emak-emak,” kata Umamah sambil tertawa.

Dengan adanya kenaikan beras ini, IRT bernama Suherni (47) terpaksa mengurangi jajan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

“Ya enggak sih (kurangi porsi makan buat keluarga), tapi jajan anak jadi dikurangi. Kan kasihan jadinya. Pemerintah mah enak duitnya banyak, lah kita? Boro-boro,” ujar Suherni.

Baca juga: DPTPH Kaltim Ajak Masyarakat Konsumsi Pangan Lokal, Sumber Karbohidrat Alternatif Selain Beras

Sebelum ada kenaikan harga beras, Suherni mengaku kerap memberikan jajan anaknya senilai Rp 25.000 setiap harinya.

“Sekarang saya kasih Rp 15.000. Kasihan dia, belum buat ongkos pulangnya. Cuma, ya saya bawakan bekal setiap hari sekarang, biar tambah irit. Ya hitung-hitung belajar hemat juga buat anak,” kata Suherni.

Sementara itu, seorang pedagang lontong bernama Yuyun (52) juga merasa keberatan dengan kenaikan harga beras beberapa waktu terakhir.

Karena harga beras yang membubung tinggi, Yuyun jadi memikirkan perubahan harga pada satu porsi lontong yang ia jual.

Baca juga: Disperindag Kukar Akui Lonjakan Harga Cukup Signifikan, Sebut Warga Masih Mampu Beli Beras

"Mahal banget (harga beras), saya sebagai pedagang lontong kesusahan. Mau dijual berapa itu lontong kalau harga beras naik?" kata Yuyun.

"Kita kan rakyat kecil, tolonglah diperhatikan. Masak mau begini terus, sudah mau puasa lagi. Yang bener saja? Rugi dong," lanjut dia.

Sebagai pedagang lontong yang setiap pagi berjualan di Jalan Kelapa, Kebagusan, ia kini juga bingung memberikan harga satu porsi lontong.

Apabila harga beras terus naik, ia terpaksa memperkecil ukuran lontongnya.

Baca juga: Harga Beras di Kutai Kartanegara Terus Naik Jelang Ramadan, Begini Penjelasan Disperindag

Bahkan, ia berkelakar bahwa ukuran lontongnya kelak bisa jadi seukuran makanan ringan untuk anak kecil.

"Kalau mau jual dengan harga yang sama ya, jadinya cuma sedikit lontongnya. Kasihan juga pembeli. Lama-lama ini lontong kayak Momogi kalau beras terus naik," ucap Yuyun.

Halaman
123

Berita Terkini