TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Penertiban PKL liar di seputar Pasar Pandansari Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur sempat diwarnai ketegangan pada Selasa (23/7/2024).
Ada seorang pedagang yang tak diketahui namanya, nyaris menjadi amuk massa oleh sesama pedagang di Pasar Pandansari Balikpapan.
Tadinya, upaya penegakan penertiban PKL yang menjamur di fasilitas umum berjalan lancar. Namun satu per satu pedagang yang menolak mulai melakukan perlawanan.
Dimulai dari seorang pedagang cabai dan tomat, Aziz, yang meminta agar penggusuran tidak dilakukan mengingat sudah ada kesepakatan sebelum para pedagang diberi tempat di dalam area pasar.
Baca juga: BREAKING NEWS: Penertiban PKL Liar di Pasar Pandansari Balikpapan Hari Ini, Ekskavator Diturunkan
Proses penggusuran ini mendapat penolakan keras dari sejumlah pedagang yang merasa tidak adil dengan penerapan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2021.
Dalam protes penggusuran tersebut, para pedagang berhadapan dengan Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Taufik Qul Rahman.
Mulanya, Taufik mencoba meluruskan terkait pelaksanaan Perda terkait penataan PKL, khususnya di Pasar Pandansari Balikpapan.
Penataan ini dimaksudkan untuk menciptakan ketertiban umum, sehingga memberikan kenyamanan terhadap pengunjung.
Namun penjelasan tersebut seperti tak diterima oleh para pedagang. Seseorang diantaranya yang tak diketahui namanya, mengeluhkan penggusuran selalu membawa alasan Perda.
"Istilah 'daerah' di Perda itu kan Kota Balikpapan. Kenapa selalu kena gusur karena alasan Perda? Kalau Perda itu ditegakkan, harusnya se-Balikpapan. Bukan Pandansari saja," keluh pedagang bertubuh gempal tersebut.
Ia menambahkan bahwa penertiban seharusnya tidak hanya dilakukan di Pandansari, namun Kelurahan lain yang juga menjadi lahan basah bagi PKL liar.
Dia meminta agar penertiban juga dilakukan di Kelurahan-kelurahan lain sehingga ada asas Keadilan.
"Contoh di Kelurahan Baru Ilir, emang disana tidak ada PKL? Jadi bicara Perda, berarti se-Balikpapan," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Taufik, menjelaskan bahwa penggusuran dilakukan secara bertahap.
"Kan ada namanya skala prioritas, tidak mungkin semuanya bersamaan," timpalnya.
Debat kusir antara pedagang tadi dengan Taufik sempat kian memanas. Tampak wajahnya merah padam. Di sebelahnya, pedagang lain, Aziz, merasa arah perbincangan pedagang tadi terlalu melebar.
Menurutnya, apa yang disampaikan pedagang tadi justru keluar dari konteks perbincangan awal yang semestinya membahas spesifik terkait nasib PKL di area Pasar Pandansari.
Aziz yang tak tahan, mengambil tindakan dengan mencoba menghentikan perdebatan, sembari mengumpat.
"Berhenti sudah. Ngomong terus!" kata Aziz menyela debat sambil mengayunkan sebatang kayu ke arah pedagang tadi.
Situasi semakin memanas ketika pedagang lain yang berada di lokasi ini ikut menyoroti.
"Tahu apa kamu? Kamu ngomong begitu sama saja kamu suruh obok-obok Pandansari. Bahasamu begitu, ngomongmu sambil tunjuk-tunjuk," geram Usman kepada sesama rekan pedagangnya.
Pedagang tadi didorong-dorong. Kemudian diamankan oleh petugas untuk keluar dari kerumunan.
Sementara Aziz cs dengan Taufik kembali melanjutkan perbincangan mengenai nasib para pedagang PKL yang terlanjut digusur.
Taufik mencoba mendinginkan suasana. Dia meminta pedagang agar tetap bijak dalam menyampaikan pendapat.
"Kepala boleh panas, tapi hati harus tetap dingin," tandasnya.
(*)