TRIBUNKALTIM.CO - Tak lolos seleksi Karisma Event Nusantara (KEN) 2025, Pesta Adat Lom Plai di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim) tetap dilaksanakan sebagai bagian dari warisan budaya Suku Dayak Wehea.
Sebelumnya, Pesta Adat Lom Plai dari Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur menjadi bagian dalam KEN tahun 2023 dan 2024.
Namun, pada seleksi tahun ini, pesta adat yang merupakan salah satu kebudayaan Suku Dayak Wehea ini tak berhasil lolos seperti dua tahun belakangan.
Kepada TribunKaltim.co, Kepala Adat Suku Dayak Wehea di Desa Nehas Liah Bing (Slabing), Ledjie Taq mengungkapkan bahwa dalam seleksi dua tahun lalu, pihaknya mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat.
Baca juga: Hadiri Pesta Adat dan Budaya Lom Plai, Pj Gubernur Kaltim Ikuti Ritual Bersih Kampung Wehea
"Sekarang tidak masuk, tetapi Lom Plai harus tetap berjalan karena budaya kami ini tidak bisa dihilangkan," tegasnya, Senin (28/4/2025).
Kendati tak lolos, Pesta Adat Lom Plai tetap mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim hingga perusahaan swasta di sekitar wilayah mereka.
Sebagai informasi, Pesta Adat Lom Plai merupakan kearifan lokal yang sarat dengan makna.
Menurut laman hutanlingdungwehea.id, Lom Plai sendiri mengandung arti "mengantisipasi agar tidak sakit" atau "selalu sehat, selamat dan panjang umur".
Lom Plai juga dapat dikatakan sebagai usaha penyembuhan terhadap orang sakit.
Adapun pesta rakyat ini digelar setiap selesai masa panen dan dilaksanakan setiap tahun. Gelaran ini juga memiliki kegiatan yang unik.
Di mana salah satunya adalah memperlakukan tumbuhan, khususnya tanaman padi sejajar dengan manusia.
Pelaksanaannya yang diselenggarakan setelah masa panen, berhubungan erat dengan makna Lom Plai itu sendiri. Yakni pesta terhadap tanaman padi.
Tanggapan Dinas Pariwisata Kutai Timur
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim, Nurullah, mengatakan bahwa terlepas dari ketidakikutsertaan Pesta Adat Lom Plai dalam KEN 2025, hal ini tak mempengaruhi animo masyarakat untuk tetap menyaksikan gelaran budaya tersebut.
Meskipun terdapat pengurangan jumlah pengunjung dari dua tahun ke belakang saat Lom Plai masuk dalam agenda KEN, tetapi keadaan ini tak begitu terlihat signifikan bagi pelaksanaan acara.
"Kemarin kami pantau, pengunjung tetap ramai kurang lebih dari tahun lalu. Paling pengunjung dari luar daerah saja yang berkurang," ucapnya.
Rangkaian Pesta Adat Lom Plai sendiri telah berlangsung sejak 24 April 2025.
Acara dibuka dengan agenda pameran dan puncak penutupan mendatang akan berlangsung pada 1 Mei 2025.
Dalam kegiatan puncak nanti, Pesta Adat Lom Plai akan diisi dengan Embos Epaq Plai, pembagian hadiah, penampilan Thambunesia dan Embos Jiak.
(*)
Sumber: Tribun Kaltim