TRIBUNKALTIM.CO - Nama Ray Dalio menjadi sorotan setelah dikabarkan batal atau mundur sebagai penasihat Danantara, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, lembaga sovereign wealth fund bentukan Presiden Prabowo Subianto.
Kabar batal atau mundurnya Ray Dalio menjadi penasihat Danantara ini ramai dibahas hanya dua bulan setelah Pemerintah mengumumkan susunan dewan penasihat BPI Danantara tersebut.
Selain Day Dalio, sejumlah tokoh terkemuka yang disebutkan Pemerintah untuk menjadi Dewan Penasihat BPI Danantara yakni Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor, dan Thaksin Shinawatra.
Kabar Ray Dalio batal menjadi penasihan Danantara ini diberitakan di Bloomberg dari salah satu orang di lingkaran terdekat Ray Dalio.
Baca juga: Profil Dewan Penasihat Danantara, Ray Dalio, Jeffrey Sachs hingga Eks PM Thailand Thaksin Shinawatra
Sayangnya, sumber yang meminta tidak disebut namanya ini enggan menjelaskan lebih jauh alasan mengunduran diri Ray Dalio.
Diketahui, Ray Dalio merupakan pendiri Bridgewater Associates, dana lindung nilai (hedge fund) terbesar di dunia dengan aset kelolaan lebih dari 124 miliar dolar AS.
Bridgewater Associates merupakan salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar di dunia.
Ray Dalio dikenal sebagai inovator strategi investasi seperti risk parity dan All Weather portfolio, dirinya telah menjadi penasihat makroekonomi bagi berbagai pembuat kebijakan global.
Ray Dalio lahir pada 8 Agustus 1949 di New York City.
Ray Dalio sudah akrab dengan investasi sejak usia belia. Ia mulai berinvestasi di usia 12 tahun dengan membeli saham Northeast Airlines.
Setelah memperoleh gelar MBA dari Harvard Business School pada 1973, ia mendirikan Bridgewater Associates pada 1975.
Di bawah kepemimpinannya, Bridgewater berkembang menjadi hedge fund terbesar di dunia pada 2013.
Ray Dalio juga dikenal sebagai penulis buku Principles: Life & Work, yang berisi filosofi manajemen dan investasi yang dianutnya.
Selain itu, ia aktif dalam filantropi melalui Dalio Foundation dan mendanai berbagai proyek penelitian ilmiah, termasuk kapal penelitian OceanXplorer untuk eksplorasi laut.
Baca juga: Prabowo Ungkap Kekayaan Danantara Diperkirakan Capai Rp16,8 Kuadriliun, Ini Sumber Utama Kekayaannya
Reaksi Juru Bicara BPI Danantara
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, Juru bicara Danantara, Kania Sutisnawinata, juga tidak mengomentari mengenai status dan peran Dalio di Danantara.
Lewat wawancara email, Kania menyatakan Danantara saat ini sedang fokus dalam proses menyelesaikan program dan menyempurnakan rencana bisnisnya.
5 Pesan Ray Dalio
Investor yang juga pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio memberikan sejumlah pesan kepada pemerintah Indonesia sebelum dikabarkan batal bergabung dengan Badan Pengelola Investasi Danantara.
Pesan-pesan itu disampaikan Dalio lewat video taping yang diputar di acara Global Business Summit yang digelar di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Minggu (25/5/2025).
Acara itu juga dihadiri oleh Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu. Hadir pula Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Danantara, Pandu Sjahrir dalam acara tersebut.
Dalam videonya, Ray Dalio menceritakan pencermatannya terhadap tantangan ekonomi selama menjadi investor makro pada 50 tahun terakhir.
"Sebagai investor makro global selama 50 tahun terakhir yang telah membuat saya mempelajari sejarah 500 tahun terakhir untuk menavigasi apa yang sedang terjadi sekarang.
Apa yang sedang terjadi sekarang adalah sesuatu yang luar biasa," kata Dalio.
Ia lantas menyebutkan lima hal yang membentuk kondisi ekonomi.
- Pertama, perekonomian yang dikaitkan dengan utang dan keuangan.
- Kedua kekuatan politik di sejumlah negara yang menyebabkan adanya konflik antara aliran kanan dan kiri.
- Ketiga, kekuatan konflik geopolitik yang mempengaruhi antara kekuatan besar yang sedang bangkit dan kekuatan besar yang mapan.
- Keempat, perubahan iklim dunia yang mempengaruhi ekonomi.
- Kelima perkembangan kecerdasan buatan yang pesat.
Baca juga: Rosan Jalankan Perintah Prabowo, Direksi dan Anak Perusahaan 844 BUMN di Danantara Harus Bersih
"Saya telah melihat dan sekarang memahami bagaimana kekuatan-kekuatan ini berinteraksi untuk mengubah tatanan moneter, tatanan politik internal, dan tatanan dunia internasional dengan cara-cara besar yang terjadi dalam siklus besar," ungkap Dalio.
"Seperti yang semakin jelas bagi kebanyakan orang, semua kekuatan terkemuka dan dunia secara keseluruhan sekarang dihadapkan dengan tantangan utang dan uang, konflik politik internal yang besar, konflik geopolitik internasional yang besar, memburuknya kondisi iklim dan alam, dan perubahan radikal dalam teknologi, terutama dalam kecerdasan buatan," paparnya.
Sehingga menurut Ray Dalio pengaruh lima hal di atas menciptakan risiko besar untuk perekonomian global. Ia pun mengingatkan nasib negara-negara dunia tergantung pada bagaimana cara menyikapi tantangan yang ada.
"Semuanya tergantung pada bagaimana kita bersikap satu sama lain," katanya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Program Danantara
Baru-baru ini, Danantara Indonesia dan China Investment Corporation (CIC) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk menjajaki peluang investasi bersama di berbagai sektor di Indonesia, kawasan ASEAN, dan China.
MoU ini menetapkan kerangka kerja bagi potensi investasi bersama antara Danantara Indonesia dan CIC.
Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan P Roeslani mengatakan, salah satu pilar utama dari kesepakatan ini adalah penjajakan bersama terhadap platform investasi China–ASEAN, yakni sebuah dana investasi yang diusulkan untuk beroperasi dengan mandat luas di berbagai sektor.
"Seperti manufaktur industri, barang konsumsi, kesehatan, dan teknologi—di mana kedua negara memiliki potensi besar yang dapat dimaksimalkan," ujar Rosan dilansir siaran pers Danantara, Selasa (27/5/2025).
"Kolaborasi antara CIC dan Danantara Indonesia merupakan bentuk sinergi strategis dari prioritas bersama: CIC dengan mandat untuk mengelola cadangan devisa China melalui diversifikasi investasi global, dan Danantara Indonesia dengan perannya sebagai mesin jangka panjang untuk reinvestasi aset negara Indonesia ke dalam industri masa depan," jelasnya.
Menurut Rosan, Indonesia percaya kemitraan dengan China lebih dari sekadar keselarasan finansial. Melainkan komitmen bersama untuk membentuk ulang lanskap ekonomi kawasan.
"Dengan lebih dari 800 BUMN dalam portofolio kami, Danantara Indonesia siap memimpin dalam mobilisasi modal strategis untuk industri hijau, ketahanan pangan, dan transformasi digital," tambah Rosan.
Baca juga: 844 BUMN Bergabung dengan Danantara, Prabowo Minta Kinerja hingga Akhlak Jajaran Direksi Dievaluasi
(*)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram