TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN – Bakso sudah menjadi makanan favorit sebagian besar masyarakat Indonesia.
Bahkan mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, pernah mengaku menyukai makanan bulat berkuah ini saat berkunjung ke Indonesia.
Namun, siapa sangka di balik kelezatan seporsi bakso atau mie ayam yang disajikan, ada proses panjang yang tidak banyak diketahui orang.
Tribunkaltim.co berkesempatan melihat lebih dekat aktivitas salah satu tempat penggilingan daging rumahan yang ada di kawasan Kampung Timur, Kelurahan Gunung Samarinda Baru, Kecamatan Balikpapan Utara.
Adalah pasangan suami istri, Sutrisno (40) dan Siti Aisyah (35), yang mengelola usaha penggilingan daging sejak Desember 2022.
Baca juga: Lebih Dekat dengan Rayyan Arkan dan Aura Farming, Dari Perahu Riau ke Panggung Dunia
Berlokasi tak jauh dari pemukiman warga, usaha ini perlahan mulai dikenal, terutama oleh pedagang dan ibu rumah tangga di sekitarnya.
“Kalau hari biasa yang datang sekitar 10 sampai 15 orang, kebanyakan ibu-ibu dan pedagang sekitar. Tapi kalau hari libur bisa sampai 20 orang,” kata Siti Aisyah saat ditemui di tempat usahanya, Senin (5/8/2025).
Namun yang paling sibuk, lanjutnya, adalah saat momen keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Permintaan bisa naik hingga 300 persen.
“Kalau Idul Fitri biasanya dua minggu sebelum lebaran sudah ramai. Tapi kalau Idul Adha, hampir tiap hari ramai terus. Pernah sehari sampai 100 kilogram daging digiling,” ujarnya.
Jam operasional pun menyesuaikan situasi. Normalnya, mereka buka dari pukul 07.00 hingga 12.00 Wita. Namun saat ramai, pekerjaan bisa berlanjut hingga sore bahkan menjelang malam.
Harga jasa penggilingan pun relatif terjangkau. Biaya penggilingan standar hanya Rp10.000 per kilogram, belum termasuk bumbu.
Jika pelanggan ingin sekalian dibuat jadi pentolan (bakso mentah) lengkap dengan bumbu, biaya minimal untuk dua kilogram daging adalah Rp80.000.
Yang menarik, mesin penggiling yang mereka gunakan adalah hasil rakitan sendiri. Sutrisno, yang sebelumnya bekerja sebagai mekanik, memanfaatkan keahliannya untuk membangun alat produksi ini secara mandiri.
Baca juga: Kapan dan Apa Tujuan Dibentuknya BPUPKI? Cek Sejarah, Lokasi Pembentukan dan Hasil Sidang
“Saya dulu kerja sebagai mekanik. Jadi waktu mulai usaha ini, mesin penggilingnya saya rakit sendiri. Karena basic-nya memang di situ,” ucap Sutrisno yang terlihat sedang membersihkan mesin saat ditemui.
Siti Aisyah menambahkan bahwa usaha ini terinspirasi dari keluarganya di Jawa yang juga membuka usaha serupa.