Program Makan Bergizi Gratis

13 Murid SD di Sebatik Diduga Keracunan MBG, Ambulans tak Cukup, Mobil Dinas Camat Dipakai

13 murid SD di Sebatik keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), ambulans tak cukup, mobil dinas camat pun dipakai untuk mengangkut pasien

Editor: Amalia Husnul A
HO/Ande Pratama via kompas.com
KERACUNAN MBG - Pasien anak-anak yang diduga keracunan menu MBG dirawat Puskesmas Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Rabu (30/9/2025). (HO/Ande Pratama via kompas.com) 

Belum ada informasi lebih lanjut dari rumah sakit,” ujarnya.

Didik Sukanto mengaku sempat menanyakan kondisi salah satu siswa yang mengalami sesak napas.

“Yang bersangkutan mengaku pernah beberapa kali mengalami hal serupa sebelumnya. Tetapi kami tidak bisa menyimpulkan apakah itu asma atau penyebab lain,” jelasnya.

Selain itu, berdasarkan laporan di lapangan, menu nasi goreng MBG yang dikonsumsi siswa disebut keras dan sedikit berlendir. 

“Tetapi, saya tidak bisa menyimpulkan apakah itu basi atau tidak, karena waktu itu menunya nasi goreng,” bebernya.

Didik Sukanto menegaskan, sejak awal program MBG sudah melakukan pendataan siswa yang memiliki alergi tertentu.

“Kalau ada murid alergi telur, tentu tidak diberikan telur. Begitu juga dengan ikan dan bahan lain,” tegasnya.

Untuk sementara, kata dia, pemberian MBG di SMAN 1 Tanjung Selor dihentikan.

“Mulai hari ini MBG distop sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium,” tegasnya.

Didik memastikan, seluruh biaya pengobatan siswa yang dirawat di RSD ditanggung sepenuhnya oleh penyedia jasa penyelenggara makanan (SPPG).

“Jadi tidak ada biaya yang dibebankan ke orang tua siswa,” imbuhnya.

Selanjutnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan mengambil sampel makanan pada program MBG yang dikonsumsi siswa SMAN 1 Tanjung Selor.

Sampel ini diambil untuk mengetahui kandungan dalam makanan yang diduga menjadi penyebab siswa SMAN 1 Tanjung Selor keracunan, Senin (22/09/2025).

Kepala Dinkes Bulungan Imam Sujono mengatakan sampel yang diambil langsung dikirim ke Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tarakan. 

"Sampel sudah kami kirim ke BPOM Tarakan, tetapi sampai hari ini hasilnya belum keluar," kata Imam Sujono kepada wartawan, Kamis (25/09/2025).

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved