Kesehatan
Kurang Gerak Bisa Picu Sarcopenia, Dokter RSP Balikpapan Ingatkan Risiko Sejak Usia 40-an
Malas bergerak nyatanya dapat membuat tubuh cepat lelah. Bahkan, bisa memicu penyakit serius.
Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Malas bergerak nyatanya dapat membuat tubuh cepat lelah. Bahkan, bisa memicu penyakit serius bernama sarcopenia.
Apa itu penyakit sarcopenia?
Penyakit ini ditandai dengan penurunan massa otot yang menyebabkan kesulitan bergerak, berjalan, hingga mengangkat beban ringan.
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, dr. Hanif Abror, Sp. KO mengatakan, sarcopenia umumnya terjadi pada masyarakat usia lanjut.
Khususnya mereka yang sudah memasuki usia 40 tahun ke atas.
Baca juga: Dokter Umum RSPB Sarankan Selektif Pilih Menu Sarapan
Di fase ini, massa otot memang menurun secara alami. Namun, jika seseorang jarang melakukan latihan fisik, kondisi tersebut bisa berkembang lebih cepat dan berbahaya.
Mulai usia 40-an, otot bisa berkurang sekitar setengah kilo per tahun. Kalau tidak dilatih, lama-lama fungsinya menurun.
"Akibatnya orang bisa kesulitan berjalan, kesulitan mengangkat barang, bahkan hal sederhana seperti menggendong cucu bisa terasa berat," ungkapnya, Minggu (21/9/2025).
Ia juga menambahkan, gejala awal sarcopenia sering kali tidak disadari.
Penderitanya biasanya mulai merasakan tubuh cepat lemas, kesemutan, hingga sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
Baca juga: RSPB Buka Layanan Vaskular Center, Pasien Jantung Kini Bisa Ditangani Langsung di Balikpapan Kaltim
Sementara itu, sarcopenia nyatanya juga kerap berkaitan dengan osteoporosis atau pengeroposan tulang saat gejala tersebut sudah semakin parah.
"Kalau seseorang terkena sarcopenia, kemungkinan besar ia juga mengalami gangguan pada tulang. Jadi ini saling berkaitan antara otot dan tulang," tambahnya.
Selain itu, bagi dr. Hanif, meski identik dengan usia lanjut, sarcopenia nyatanya juga bisa menyerang anak muda yang memiliki penyakit berat, seperti kanker atau autoimun.
Terlebih, pasien yang lama terbaring di rumah sakit tanpa banyak bergerak juga berisiko tinggi.
Dengan begitu, baginya sarcopenia bukan hanya sekedar masalah berkurangnya massa otot, melainkan juga menyangkut kualitas hidup seseorang.
Sebab, tanpa otot yang sehat, lansia akan lebih rentan jatuh, sulit beraktivitas, serta kehilangan kemandirian.
Jadi jangan berpikir ini hanya penyakit orangtua. Usia muda juga bisa kena, terutama kalau ada penyakit serius.
"Kalau sudah begitu, tentu hidupnya akan lebih berat. Makanya, penting sekali untuk menjaga otot sejak dini," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.