Ibu Kota Negara
Blak-blakan Profesor Belanda Beber Beda HUT Kemerdekaan Indonesia di IKN Zaman Jokowi dan Prabowo
Blak-blakan Profesor Belanda, Prof. dr. Kei Otsuki beber perbedaan HUT Kemerdekaan Indonesia di IKN zaman Jokowi dan Prabowo Subianto.
TRIBUNKALTIM.CO - Blak-blakan Profesor Belanda, Prof. dr. Kei Otsuki beber perbedaan HUT Kemerdekaan Indonesia di IKN zaman Jokowi dan Prabowo Subianto.
Ya, Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali menjadi sorotan saat Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaannya yang ke-80.
Prof. dr. Kei Otsuki merupakan periset dari Utrecht University Belanda yang bertindak sebagai Principal Investigator/Project Coordinator Pembangunan Berkelanjutan di Kalimantan.
Ia berbagi pandangannya mengenai perkembangan IKN, dari sudut pandang ilmiah.
Baca juga: Basuki Kenakan Pakaian Adat Dayak Kenyah, IKN Nusantara Rayakan Kemerdekaan Tanpa Pejabat Pusat
Mengutip Kompas.com, Minggu (17/8/2025), Kei menyebutkan bahwa perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI tahun ini terasa lebih meriah dan informal dibanding tahun sebelumnya, dengan unsur seni dan pertunjukan yang lebih banyak.
"Ini kedua kalinya kami menyaksikan upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Kami merasa perayaannya lebih santai dan menghibur tahun ini," ujar Kei.
Perbedaan Signifikan di IKN Sebagai periset yang datang setiap musim panas, ia melihat adanya perubahan signifikan di IKN.
"Sekarang sudah banyak sekali infrastruktur dan gedung. Dulu hampir tidak ada dan masih dalam tahap konstruksi. Sekarang terlihat sangat berbeda, sepertinya sudah menjadi kota," katanya.
Kei juga mengungkapkan bahwa mereka sedang menjalankan proyek riset untuk mengkaji dampak IKN terhadap wilayah Kalimantan Timur.
Ia melihat IKN sebagai wilayah yang kaya akan keragaman, di mana ia bisa bertemu dengan orang-orang dari berbagai daerah, seperti Jawa, Sulawesi, hingga Papua.
Keragaman ini menunjukkan bahwa IKN mulai menjadi pusat yang menarik minat banyak pihak, baik untuk bekerja maupun mencari peluang.
Baca juga: IKN Rayakan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI tanpa Pejabat Pusat
Tantangan dan Harapan ke Depan Meski optimistis, Kei menyoroti beberapa tantangan yang masih harus dihadapi.
Ia menyebutkan koordinasi antarlembaga pemerintah, baik pusat maupun daerah, sebagai hal yang sangat penting untuk memastikan IKN benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat lokal.
"Penting untuk melihat bagaimana IKN bisa menyeimbangkan antara ekonomi yang saat ini masih didominasi pertambangan batu bara, dengan visi IKN sebagai kota yang bersih dan hijau," jelasnya.
Menurutnya, perlu ada lebih banyak dialog dan kolaborasi untuk menyatukan visi dari berbagai pihak.
Namun demikian, dia menyadari, Otorita IKN masih berupaya untuk menstabilkan peran mereka dalam pembangunan.
Oleh Karena itu, Kei tetap berharap IKN bisa maju dan berkembang, serta tidak melupakan kesejahteraan masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan. Ia pun antusias untuk kembali lagi pada tahun-tahun mendatang melihat perkembangannya.
"Kami akan terus memantau perkembangannya, dan berharap bisa kembali lagi," tutupnya.
Baca juga: Warga Paser Rela Tempuh 4 Jam Perjalanan untuk Menyaksikan Upacara HUT ke-80 RI di IKN
Perayaan Kemerdekan Indonesia di IKN
Tak seperti sebelumnya, IKN Nusantara merayakan kemerdekaan tanpa pejabat pusat di tahun 2025.
Kepala Otorita Ibu Kota Negara (OIKN), Basuki Hadimuljono kenakan pakaian adat dayak kenyah memimpin upacara HUT ke-80 Kemerdekan Republik Indonesia di IKN.
Upacara HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia berjalan lancar di Plaza Seremoni, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, pada Minggu (17/8).
Meski tak dihadiri pejabat pemerintah pusat, acara ini tetap diusung penuh makna secara internal oleh Otorita IKN.
Baca juga: IKN Rayakan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI tanpa Pejabat Pusat
Upacara peringatan hari kemerdekaan ini dihadiri 3.000 undangan, termasuk pejabat forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan tokoh masyarakat setempat.
Selain itu, 76 orang tua dari 38 anggota Paskibraka yang sebelumnya telah dikukuhkan oleh Kepala Otorita IKN pada Jumat (15/8) turut diundang dalam pelaksanaan upacara HUT ke-80 di IKN hari ini.
Keamanan pelaksanaan upacara juga dijaga oleh 80 personel. Terdiri dari 45 anggota internal Otorita IKN, Satgas, Polsek dan Koramil untuk memastikan acara berjalan aman dan lancar.
Mantan Menteri Pekerjaan Umum yang saat ini menjabat sebagai Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono bertindak sebagai inspektur upacara.
Basuki Hadimuljono tampak mengenakan pakaian adat suku Dayak Kenyah asal Pulau Kalimantan.
"Saya tinggal di Kalimantan. Jadi saya pakai ini. Maknanya, ya, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung," ujarnya.
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang menayangkan live streaming detik-detik proklamasi dari Istana Jakarta, upacara di IKN kali ini dimulai lebih awal sesuai izin dari Panitia Sekretariat Negara.
Pesta Rakyat akan menjadi penutup acara dalam rangkaian HUT ke-80 di IKN. Acara ini akan terbuka luas untuk masyarakat.
Baca juga: Warga Paser Rela Tempuh 4 Jam Perjalanan untuk Menyaksikan Upacara HUT ke-80 RI di IKN
Tak Dihadiri Pejabat Pusat
Meski tak dihadiri pejabat pemerintah pusat, acara ini akan tetap diusung penuh makna secara internal oleh Otorita IKN, mencerminkan semangat nasionalisme dan solidaritas di ibu kota baru.
Ketua Panitia Pelaksana HUT ke-80 RI di IKN, Thomas Umbu Pati mengatakan pelaksanaan upacara ini akan terpusat di Plaza Seremoni. Digunakan sebagai lapangan upacara, yang diimbuhi dua panggung dengan dekorasi berwarna merah dan putih.
Upacara peringatan hari kemerdekaan akan dihadiri 3.000 undangan, termasuk pejabat forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan tokoh masyarakat setempat.
Selain itu, acara ini mengundang perwakilan pemerintah daerah, 76 orang tua anggota Paskibraka yang sebelumnya telah dikukuhkan oleh Kepala Otorita IKN turut diundang dalam pelaksanaan upacara HUT ke-80 di IKN.
"Kami membuka pintu untuk publik agar dapat menyaksikan upacara bersejarah ini," kata Thomas.
Keamanan pelaksanaan upacara turut dijaga oleh 80 personel, terdiri dari 45 anggota internal Otorita IKN, Satgas, Polsek dan Koramil untuk memastikan acara berjalan aman dan lancar.
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang menayangkan live streaming detik-detik proklamasi dari Istana Jakarta, upacara di IKN kali ini dimulai lebih awal sesuai izin dari Panitia Sekretariat Negara. Namun, Otorita IKN menyiapkan koneksi dengan Jakarta pada siang hari untuk menunggu sapa dari Istana Negara Jakarta.
"Kami ingin menunjukkan bahwa IKN adalah bagian integral dari peringatan kemerdekaan nasional," tutur Thomas.
Pesta Rakyat akan menjadi penutup acara dalam rangkaian HUT ke-80 di IKN. Acara ini akan terbuka luas untuk masyarakat.
Dengan keterlibatan masyarakat, peringatan Hari Kemerdekaan di IKN ini menjadi tonggak bersejarah dalam membangun identitas dan solidaritas di ibu kota baru Indonesia.
"Sehingga Pesta Rakyat ini dapat dinikmati masyarakat luas, bukan hanya pegawai otorita," pungkasnya.
Baca juga: Usung Budaya ke IKN Nusantara, Ardita Palupi Tampilkan Busana Adat Amarasi di HUT ke 80 RI
Dikibarkan Purna Paskibraka
Sebanyak 38 purna Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan upacara di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Mereka diberi kepercayaan untuk kembali mengibarkan bendera merah putih pada HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di IKN.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono mengatakan, keterlibatan pemuda daerah dalam momentum hari kemerdekaan ini menjadi simbol penting masyarakat lokal dalam sejarah beridirinya ibu kota negara.
"Untuk Paskibraka, kami menggunakan anggota yang tahun lalu sudah purna. Jumlahnya 38 orang, mereka berasal dari Kabupaten Penajam Paser Utara," ujarnya.
Pembawa Baki Bendera Pusaka, Aulia Novita Anggun, ialah siswa dari SMAN 2 Penajam turut membagikan kesannya usai mengikuti upacara ini.
Ia mengaku haru lantaran dipercaya kembali untuk mengembang tugas mengibarkan bendera merah putih di IKN.
"Saya sangat senang dan merasa terhormat bisa dipercaya lagi sebagai pembawa baki pada HUT RI ke-80 di IKN. Ini adalah pengalaman yang luar biasa," ungkapnya.
Aulia menuturkan, bahwa dirinya telah mematangkan segala persiapan dalam kurun waktu yang cukup singkat, yakni selama 10 hari.
Tepatnya dua hari awal berlatih di Kabupaten Penajam Paser Utara, diikuti pemusatan latihan di kawasan IKN hingga menjelang hari upacara.
Meski pernah bertugas sebelumnya, Aulia tak merasa lebih percaya diri dalam membawa baki bendera pusaka pada peringatan hari kemerdekaan ini.
"Meskipun momentumnya sama, tetap aja ngerasa grogi dan deg-degan. Tapi itu bukan menjadi sebuah hambatan khusus, semoga semangat Paskibraka bisa terus diwariskan kepada generasi berikutnya," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profesor Belanda Bicara tentang IKN: Perlu Koordinasi Antar-lembaga
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.