Gempa Hari Ini
3 Fakta Sesar Baribis, Patahan Aktif yang Mengancam Jakarta dan Jawa Barat, Bisa Picu Gempa Besar
Sesar Baribis kembali menjadi sorotan karena potensinya memicu gempa bumi merusak, bahkan megathrust.
TRIBUNKALTIM.CO - Sesar Baribis kembali menjadi sorotan karena potensinya memicu gempa bumi merusak, bahkan megathrust, yang bisa berdampak besar terhadap wilayah padat penduduk seperti Jakarta.
Patahan aktif ini membentang dari Purwakarta hingga Majalengka dan disebut-sebut melintasi bagian selatan Ibu Kota.
Meski tak selalu terdengar seperti patahan besar lainnya, Sesar Baribis menyimpan ancaman serius.
Baca juga: BMKG Catat Guncangan Gempa Magnitudo 4.9 Berpusat di Barat Laut Melonguane, Sulawesi Utara
Gempa-gempa kecil dengan magnitudo rendah seperti 4,5 bisa menimbulkan kerusakan karena terjadi sangat dekat dengan permukaan bumi.
Hal ini membuatnya menjadi salah satu sesar paling berbahaya di Jawa Barat.
Sesar Baribis adalah patahan geologi aktif yang membentang di wilayah Jawa Barat, mulai dari Purwakarta, Karawang, Bekasi, hingga Majalengka, dan bahkan melintasi bagian selatan Jakarta.
Patahan ini dianggap sebagai salah satu sesar paling berbahaya di Pulau Jawa karena berpotensi memicu gempa bumi merusak, bahkan berkontribusi pada gempa megathrust.
Gempa megathrust adalah jenis gempa bumi yang sangat besar dan dahsyat yang terjadi di zona subduksi, yaitu daerah tempat dua lempeng tektonik bertabrakan, dan salah satu lempeng menyelusup (subduksi) ke bawah lempeng lainnya.

Keberadaan sesar ini kerap menjadi perbincangan para ahli kebumian.
Dikutip dari pemberitaan Kompas TV, Minggu (26/6/2022), Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat itu menyampaikan bahwa jalur sesar ini memiliki potensi gempa yang cukup signifikan.
Berdasarkan catatan BMKG, aktivitas gempa kerak dangkal akibat Sesar Baribis dengan kekuatan kecil pun dapat memicu kerusakan.
Bahkan, gempa kecil dengan magnitudo 4,5 mampu menimbulkan kerusakan karena hiposenternya dangkal sehingga episenternya dekat dengan permukaan.
Membentang hingga Jakarta
Nama Baribis diambil dari Perbukitan Baribis di Kadipaten Majalengka.
Panjang sesarnya diperkirakan mencapai 100 kilometer, tetapi terbagi dalam beberapa segmen.
Salah satu segmennya melintas di selatan Jakarta, dikenal sebagai segmen Jakarta, di samping segmen Bekasi–Purwakarta di bagian timur.
Sesar ini diklasifikasikan sebagai sesar naik dengan slip rate sekitar 1 milimeter per tahun.
Sejarah mencatat, Sesar Baribis pernah memicu gempa merusak di Jakarta pada 1780 dan di Majalengka pada 1990.
Salah satu segmen sesar ini juga melintas di selatan Jakarta yang disebut dengan sebagai segmen Jakarta.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro, Sesar Baribis memiliki ancaman besar, khususnya bagi wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Baca juga: Dua Area di Pulau Sulawesi Terdampak Gempa, BMKG Laporkan Guncangan di Poso dan Melonguane
Masih Perlu Penelitian Mendalam
Seorang profesor geologi asal Jerman, Arthur Wichman, pernah mencatat gempa besar yang mengguncang Jakarta pada 5 Januari 1699.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut gempa itu diduga disebabkan oleh Sesar Baribis yang melintasi Jakarta.
Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi bertajuk “Gempa Bumi Megathrust M 8,7: Siapkah Jakarta?” pada Februari 2018.
Dalam kesempatan sama, Sri Widiyantoro menegaskan bahwa Sesar Baribis masih perlu dibuktikan dengan penelitian lapangan.
Hal serupa juga pernah diungkapkan pakar gempa LIPI, Dr Danny Hilman Natawidjaja, pada 2017.
Dikutip dari laman lipi.go.id, Peneliti Pusat Geoteknologi LIPI itu berpendapat bahwa adanya kemungkinan Sesar Baribis melintasi kawasan Jakarta masih perlu penelitian mendalam.
Ia menilai data detail mengenai aktivitas Sesar Baribis, khususnya di Jakarta, masih terbatas.
Beberapa informasi yang perlu diketahui dari keberadaan Sesar Baribis di wilayah Jakarta meliputi lokasi, sebaran, zona sesar aktif, dan karakteristik sumber gempa bumi.
Adanya data tersebut diperlukan untuk menganalisis bahaya goncangan gempa agar risiko akibat gempa dan mitigasinya dapat diperkirakan.
BMKG: Terbukti Aktif
Sementara itu, Daryono mengatakan bahwa segmen Sesar Baribis di selatan Jakarta terbukti aktif.
"Ya, struktur Sesar Baribis segmen di selatan Jakarta terbukti aktif dengan estimasi laju geser mencapai sekitar 5 milimeter per tahun," kata Daryono kepada Kompas.com, Sabtu (25/6/2022).
Menurutnya, keaktifan sesar ini terpantau melalui sensor seismograf BMKG, di mana terdapat aktivitas gempa kecil dengan magnitudo 2,3–3,1 di jalur tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Sesar Baribis, "Bom Waktu" Gempa yang Mengintai Jakarta?".
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.