Ijazah Jokowi
Rismon Sianipar Sebut Rektor UGM Pengecut, Tantang Ova Tunjukkan Nilai-nilai Mata Kuliah Jokowi
Rektor UGM bicara ijazah Jokowi di podcast internal, Rismon Sianipar sebut pengecut, tantang tunjukkan nilai-nilai mata kuliah Jokowi.
TRIBUNKALTIM.CO - Pernyataan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia di podcast internal UGM menuai tanggapan dari Ahli Digital Forensik, Rismon Sianipar.
Ova Emilia akhirnya buka suara terkait polemik keaslian ijazah Presiden Joko Widodo.
Ia menegaskan UGM memiliki dokumen autentik yang membuktikan Jokowi benar-benar alumni kampus tersebut.
Ahli Digital Forensik, Rismon Sianipar pun menanggapi pernyataan Prof Ova Emilia tersebut.
Ahli digital forensik adalah profesional yang memiliki keahlian dalam mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, dan memulihkan bukti digital dari perangkat elektronik seperti komputer, ponsel, server, dan jaringan.
Mereka berperan penting dalam investigasi kejahatan siber, pelanggaran data, dan kasus hukum yang melibatkan teknologi.
Baca juga: UGM Pastikan Ijazah Jokowi Asli, Rektor Ova Emilia Beber Kantongi Dokumen Autentik
Hal itu dikatakan Rismon saat akan diperiksa di Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).
Rismon Sianipar menyebut Rektor UGM, Ova Emilia, pengecut karena hanya berani berbicara perihal ijazah Jokowi di podcast internal UGM.
UGM adalah salah satu perguruan tinggi negeri tertua dan paling bergengsi di Indonesia.
Kampus ini berdiri pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, sebagai simbol kebangkitan pendidikan nasional pasca-kemerdekaan.
Rismon menyinggung Ova Emilia yang baru-baru ini melakukan podcast bersama UGM untuk menjawab perihal isu ijazah palsu Jokowi.
Podcast tersebut tayang di kanal YouTube Universitas Gadjah Mada pada Jumat (22/8/2025).
Rismon menilai podcast UGM bersama Ova Emilia yang berdurasi 33 menit itu seperti arisan.
Sebab, yang melontarkan pertanyaan berasal dari pihak UGM dan yang menjawab yakni juga pihak UGM.
Ia meminta Ova Emilia dan UGM tidak menutup-nutupi terkait ijazah Jokowi.
"Prof Ova Emilia, sebaiknya buka seterang-terangnya, jangan hanya di dalam podcast internal semacam arisan, yang menjawab UGM, yang bertanya UGM," ujar Rismon, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.
Menurut Rismon, Ova Emilia pengecut karena tidak berani menghadiri undangan sejumlah stasiun televisi untuk membahas kasus ijazah Jokowi.
"Berani keluar gitu lho. Stasiun TV semua saya kira sudah mengundang rektor UGM atau wakil rektor UGM, tetapi tidak ada yang berani. Kenapa pengecut kalau benar?" kata Rismon.
"Anda bertanggungjawab terhadap sejarah Republik Indonesia ini, terkait dengan ijazah yang dipakai Joko Widodo sebagai calon presiden 2014 dan 2019," jelasnya.
Rismon juga menyebut Rektor UGM terlalu cepat menyampaikan kesimpulan bahwa ijazah Jokowi asli tanpa menerangkan detail-detail.
Baca juga: UGM Bahas Khusus soal Jokowi di Podcast, Ungkap Ijazah, Skripsi, KKN, hingga IPK dan Yudisium
"Kenapa tidak bisa dijawab lembar pengesahan penguji yang tidak ada di skripsi Joko Widodo, yang disimpulkan atau dicari tahu kebenarannya oleh Prof. Sofian Effendi Mantan Rektor UGM tahun 2002 sampai 2007 bahwa skripsi tersebut ternyata tidak pernah diuji dan isinya merupakan contekan atau duplikat dari pidato dari Dr. Sunardi itu dijawab dulu," ucapnya.
Rismon menilai apabila ternyata ada ratusan atau bahkan ribuan skripsi di UGM pada tahun itu yang tidak memiliki lembar pengesahan penguji maka sebegitu bobroknya UGM pada jaman itu.
"Sementara universitas swasta saja Yang belum dikenal oleh publik itu syarat administrasi, kelengkapan skripsi itu sangat-sangat mutlak," tuturnya.
Dia kemudian juga menantang Rektor UGM untuk menunjukkan nilai-nilai mata kuliah dasar umum statistik, fisika hingga matematika.

Nilai mata kuliah adalah hasil evaluasi terhadap pencapaian akademik mahasiswa dalam suatu mata kuliah selama satu semester.
Rismon menyebut bahwa seharusnya mata kuliah bernilai D maka tidak boleh seseorang untuk mencapai kelulusan di UGM.
"Jadi proses-proses akademik atau proses-proses pembelajaran yang dilalui oleh Joko Widodo itu justru menguatkan analisa kami dan justru mementahkan argumentasi dari Prof. Ova Emilia dan banyak lagi-banyak lagi dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan di sini," imbuhnya.
Baca juga: Singgung Kasus Ijazah, Rocky Gerung Kasihan Lihat Jokowi Usai Wamenaker Immanuel Kena OTT KPK
Lebih lanjut, Rismon berharap agar Rektor UGM membuka seterang-terangnya temuan yang tidak diketahui publik.
Dia menegaskan bahwa UGM bertanggung jawab terhadap sejarah Republik Indonesia ini terkait dengan ijazah yang dipakai oleh Joko Widodo sebagai calon presiden 2014 dan 2019 ketika itu.
Sebelumnya, dalam podcast tersebut, Ova Emilia memastikan ijazah Jokowi asli.
Ova Emilia juga menegaskan UGM memiliki dokumen autentik yang menunjukkan ijazah Jokowi asli.
"UGM sudah menyatakan beberapa kali secara tegas bahwa Joko Widodo adalah alumni Universitas Gadjah Mada. UGM memiliki dokumen autentik terkait keselukruhan proses pendidikan Joko Widodo di UGM," kata Ova Emilia, Jumat, dikutip dari YouTube UGM.
"Dokumen ini meliputi tahap penerimaan yang bersangkutan di UGM, proses kuliah selama menempuh sarjana muda, pendidikan sarjana, KKN hingga wisuda," ujarnya.
Ova Emilia menjelaskan Jokowi wisuda pada 19 November 1985, sedangkan kelulusannya pada 5 November 1985.
Dosen bergelar profesor itu juga memastikan UGM sudah memberikan ijazah kepada Jokowi.
Sesuai ketentuan hukum, kata Ova, UGM dapat menyampaikan data dan informasi yang bersifat publik, dan wajib melindungi data yang bersifat pribadi.
Hal ini berlaku untuk semua hal dan diterapkan untuk semua civitas akademika UGM termasuk alumni.
"Alumni berhak menggunakan ijazah dan gelar akademik yang diperoleh dari UGM untuk berbagai kepentingan yang dibenarkan hukum," kata Ova.
"Alumni adalah satu-satunya pihak yang memegang ijazah asli miliknya, sehingga penggunaan dan perlindungannya adalah tanggunjawab alumni tersebut."
"UGM dengan tegas menyatakan bahwa Joko Widodo adalah alumni UGM yang telah mendapatkan ijazah dari UGM sesuai dengan ketentuan," tegasnya.
Profil Rektor UGM
Ova Emilia adalah rektor UGM periode 2022-2027.
UGM adalah salah satu perguruan tinggi negeri tertua dan paling bergengsi di Indonesia.
Kampus ini berdiri pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, sebagai simbol kebangkitan pendidikan nasional pasca-kemerdekaan.
Perempuan yang akrab disapa Prof. Ova ini resmi dilantik menjadi rektor UGM pada 27 Mei 2022.
Baca juga: Alasan Rismon Sianipar Tak Gentar dan Yakin Kesimpulan Polisi Soal Keaslian Ijazah Jokowi Salah
Ova adalah rektor perempuan kedua UGM setelah Dwikorita Karnawati.
Sebelum menjadi rektor, Ova Emilia aktif sebagai Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM.
Ova Emilia lahir di Yogyakarta pada 19 Februari 1964.
Ia mengenyam pendidikan S-1 Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran UGM pada 1982-1987.
Setelah itu, dia melanjutkan studi S-2 Medical Education di University of Dundee Skotlandia.
Kemudian, Prof Ova melanjutkan Pendidikan untuk program Dokter Spesialis dan Dokter Subspesialis Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran UGM, serta program S-3 di University of New South Wales Australia.
Nama lengkap berikut dengan gelarnya yakni Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D.
Karier Ova Emilia telah malang melintang di UGM.
Berbagai jabatan di salah satu kampus terbaik di Indonesia itu sudah pernah ia emban.
Pada 1996 hingga 2003, dia menjabat sebagai Koordinator Modul Inovasi Pendidikan Kedokteran FK UGM.
Pada 2005 hingga 2008, dia menduduki posisi sebagai Asisten Wakil Dekan bidang Akademik FK UGM.
Dia kemudian bertugas sebagai Ketua Tim Kurikulum (2008-2012), anggota Tim Pengembangan dan Perencanaan SDM RS Akademik UGM (2008-2010), Ketua Tim Koordinator Pelaksana Program Pendidikan Dokter Spesialis FK UGM (2009-2014), dan Wakil Dekan Bidang Akademik FK-KMK UGM (2012-2016).
Setelah itu, Ova menduduki posisi sebagai Dekan FKKMK UGM (2016-2021 dan 2021-2022).
Selain berkarier di UGM, Ova Emilia juga pernah menjadi konsultan pengembangan Instrumen Perizinan Profesi Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta pada tahun 2004.
Di tahun yang sama, ia juga sempat menjadi konsultan pengembangan Standar Rumah Sakit Pendidikan, Kementerian Kesehatan.
Pada tahun 2005, dia juga pernah menjadi konsultan Kurikulum Berbasis Kompetensi Nasional Kedokteran Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional.
Ia juga pernah menjadi Komite Pengarah Universitas Pembangunan dan Konstruksi Rumah Sakit, Departemen Pendidikan Nasional (2012-2013). (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rismon Sianipar Sebut Rektor UGM Pengecut: Hanya Berani Bicara Ijazah Jokowi di Podcast Internal
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rismon Sianipar Tantang Rektor UGM Tunjukkan Nilai-nilai Mata Kuliah Jokowi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.