Berita Nasional Terkini
Tepis Isu Beras Tak Layak Konsumsi dan Rugikan Negara Rp4 Triliun, Bulog: Sesuai Standar Kualitas
Isu 300.000 ton beras tak layak konsumsi dan rugikan negara Rp4 triliun, Bulog pastikan stok aman dan sesuai standar kualitas.
Langkah-langkah ini dilakukan secara konsisten untuk memastikan beras tetap dalam kondisi optimal.
Uji Laboratorium Pastikan Beras Layak Konsumsi
Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Rhamdani, menambahkan bahwa seluruh beras yang disalurkan untuk program pemerintah—baik Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun bantuan pangan—telah melalui pemeriksaan kuantitas dan kualitas sebelum pengemasan ulang.
Bulog juga rutin melakukan uji laboratorium di lembaga terakreditasi nasional.
Pemeriksaan terakhir pada Agustus 2025 oleh PT Saraswanti Indo Genetech dan PT Sucofindo menunjukkan bahwa beras yang disimpan Bulog masih memenuhi standar kelayakan konsumsi.
“Bulog berkomitmen untuk memastikan beras yang sampai ke masyarakat selalu dalam kondisi baik dan layak konsumsi,” tegas Ahmad Rizal.
Baca juga: Penyaluran Beras Murah SPHP di Balikpapan, Harga Hanya Rp60 Ribu per Karung hingga Cepat Ludes
Masalah lama beras berkutu
Menumpuknya beras rusak dan berkutu di gudang Bulog sebenarnya adalah masalah lama.
Hal ini sempat jadi polemik saat rapat antara Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR RI.
Pasalnya, beras yang sudah berbulan-bulan tersimpan itu disebut tidak lagi layak konsumsi karena kehilangan kesegarannya dan bahkan ditemukan sudah berkutu.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, dalam rapat kerja bersama Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Kompleks DPR/MPR, Jakarta, pada Rabu (2/7/2025).
Titiek mengungkapkan, kondisi beras impor yang masih menumpuk di gudang Bulog membuatnya prihatin.
Ia menyebut, sebagian beras yang didatangkan sejak 10 bulan lalu hingga kini belum tersalurkan ke pasar.
Baca juga: Penyaluran Beras Murah SPHP di Balikpapan, Warga Apresiasi Layanan hingga ke Depan Rumah
Menurutnya, jika beras impor tersebut terlalu lama dibiarkan di gudang dan tidak segera disalurkan melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), maka komoditas pokok itu sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi masyarakat.
“Saya rasa tidak aman (dikonsumsi) ya Pak Menteri, karena kalau beras itu sudah terlalu lama disimpan di gudang, itu kami lihat sendiri sudah ada kutunya,” ujar Titiek.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.