Berita Nasional Terkini
Mahfud MD Singgung soal Mens Rea dalam Kasus Laptop Chromebook, Nadiem Makarim Tetap Keliru
Mahfud MD singgung soal mens rea dalam kasus laptop Chromebook, Nadiem Makarim dinilai tetap keliru.
TRIBUNKALTIM.CO - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD angkat bicara soal kasus yang tengah menjerat mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikburistek) Nadiem Makarim, yaitu pengadaan laptop Chromebook.
Chromebook adalah jenis laptop yang menggunakan sistem operasi ChromeOS buatan Google, dirancang khusus untuk penggunaan ringan dan lebih mengandalkan koneksi internet serta layanan berbasis cloud, seperti Google Drive dan Google Docs.
Mahfud MD memberikan penilaian kritis terhadap kinerja Nadiem Makarim selama menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dulu.
Dalam podcast Terus Terang yang tayang pada Senin (8/9/2025), Mahfud menyebut Nadiem sebagai sosok yang memiliki integritas tinggi, namun tidak tepat ditempatkan di kementerian pendidikan.
"Dia bersih (dari korupsi) itu iya, tapi birokrasi ndak paham dia," ujar Mahfud MD.
Baca juga: Hotman Paris Minta Gelar Perkara Kasus Nadiem di Istana, Hasan Nasbi: Pemerintah Tidak Intervensi
Menurut Mahfud, latar belakang Nadiem sebagai pengusaha teknologi tidak cukup untuk menangani kompleksitas dunia pendidikan.
Ia menyoroti bahwa selama menjabat, Nadiem tidak pernah melakukan sosialisasi langsung ke perguruan tinggi, yang menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap birokrasi dan dinamika institusi pendidikan.
Kasus Chromebook dan Dugaan Means Rea
Mahfud juga menyinggung keterlibatan Nadiem dalam kasus pengadaan laptop Chromebook yang kini tengah diselidiki Kejaksaan Agung.
Chromebook adalah jenis laptop yang menggunakan sistem operasi ChromeOS buatan Google, dirancang khusus untuk penggunaan ringan dan lebih mengandalkan koneksi internet serta layanan berbasis cloud, seperti Google Drive dan Google Docs.
Meski menegaskan bahwa Nadiem adalah figur yang bersih dari praktik korupsi, Mahfud menyatakan bahwa dalam kasus ini, ada kekeliruan yang tidak bisa diabaikan.
"Sebersih apapun, tetap keliru. Karena sebelum dilantik sebagai menteri, dia sudah berbicara tentang itu di sebuah grup WA yang sekarang ada di tangan Kejaksaan Agung," jelas Mahfud.
Ia mengungkap bahwa dalam grup WhatsApp tersebut, Nadiem sudah disebut sebagai "Mas Menteri" oleh calon staf khususnya, meski belum resmi menjabat.
Grup itu juga membahas kerja sama pengadaan Chromebook dengan Google, yang menurut Mahfud menunjukkan adanya indikasi Mens Rea -- istilah hukum yang merujuk pada niat melakukan tindakan pidana.
Mens Rea secara harfiah berarti pikiran bersalah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.