Banjir di Denpasar Bali

14 Orang Meninggal dan 562 Warga Mengungsi Imbas Banjir di Bali, Anik: Saya Hanyut dan Sudah Pasrah

14 orang meninggal dan ratusan mengungsi imbas banjir di Bali, Anik: Saya hanyut dan sudah pasrah.

Tribun Bali/HO
BANJIR DI BALI - Sebuah kendaraan terendam banjir di Bali akibat cuaca ekstrem, Rabu 10 September 2025. Informasi terkini banjir bandang yang terjang Bali, 14 orang meninggal dan ratusan orang mengungsi. (Tribun Bali/HO) 

TRIBUNKALTIM.CO - Informasi terkini banjir bandang yang terjang Bali, 14 orang meninggal dan ratusan orang mengungsi.

Hujan deras yang mengguyur Bali sejak Rabu, 10 September 2025, memicu bencana banjir dan longsor di tujuh kabupaten dan kota.

Data sementara per Kamis (11/9/2025) mencatat total 14 korban meninggal dunia dan dua orang masih dalam pencarian.

Bencana ini telah menyebabkan setidaknya 562 warga mengungsi dan kerusakan signifikan di berbagai wilayah.

Kondisi Terkini: Titik Terdampak dan Jumlah Korban

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Bali, tercatat lebih dari 120 titik banjir dan 18 titik longsor.

Wilayah yang paling parah terdampak banjir adalah Kota Denpasar dengan 81 titik, diikuti oleh Gianyar (14 titik) dan Badung (12 titik).

Sementara itu, longsor paling banyak terjadi di Karangasem (12 titik).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengonfirmasi rincian korban jiwa.

"Rincian korban meninggal di Kota Denpasar 8 jiwa, Kabupaten Jembrana 2 jiwa, Kabupaten Gianyar 3 jiwa dan Kabupaten Badung 1 jiwa," ujarnya.

Dua korban hilang teridentifikasi di Kota Denpasar.

Saat ini, 562 warga mengungsi, dengan konsentrasi terbanyak di Jembrana (327 orang) dan Denpasar (235 orang).

Pos pengungsian didirikan di fasilitas umum seperti sekolah, balai desa, dan banjar. Untuk mendukung penanganan darurat, BNPB telah menyalurkan bantuan logistik, termasuk selimut, matras, sembako, dan tenda.

BANJIR BALI - Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk di wilayah Jembrana Bali terendam banjir pasca-hujan deras yang mengguyur sejak Senin (8/9/2025) malam hingga Rabu (10/9/2025). Berikut update banjir di Denpasar, Bali, pada Kamis (11/9/2025), ratusan warga dilaporkan mengungsi. (istimewa/Via Tribun Bali)
BANJIR BALI - Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk di wilayah Jembrana Bali terendam banjir pasca-hujan deras yang mengguyur sejak Senin (8/9/2025) malam hingga Rabu (10/9/2025). Berikut update banjir di Denpasar, Bali, pada Kamis (11/9/2025), ratusan warga dilaporkan mengungsi. (istimewa/Via Tribun Bali) (istimewa/Via Tribun Bali)

Upaya Penanganan dan Penyebab Bencana

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa Gubernur Bali, Wayan Koster, telah menetapkan status darurat bencana selama satu minggu.

Hal ini memungkinkan langkah-langkah penanganan darurat dan perbaikan pascabencana bisa segera dilakukan.

Bencana ini disebut terjadi akibat fenomena alam gelombang Moresby Kelvin yang menyebabkan curah hujan sangat tinggi.

Gelombang Moresby Kelvin, atau yang sering disebut sebagai Kelvin Wave, adalah fenomena oseanografi dan atmosfer yang memainkan peran penting dalam dinamika iklim global, termasuk memicu cuaca ekstrem seperti hujan deras.

Secara sederhana, gelombang ini adalah gangguan besar yang bergerak di sepanjang garis pantai atau ekuator.

Ia bekerja seperti gelombang yang merambat di permukaan air, tetapi dalam skala yang jauh lebih besar dan kompleks.

Gubernur Bali Wayan Koster mengakui adanya kendala penanganan akibat pemotongan anggaran sebesar 24 persen.

Namun, ia memastikan pemerintah akan memberikan ganti rugi kepada warga terdampak, termasuk para pedagang di Pasar Kumbasari yang kehilangan barang dagangan.

"Baik ganti rugi material barang-barang dagangan dan bangunan yang akan didanai dari sharing APBD Provinsi dan Kota Denpasar," kata Koster, seraya meminta Wali Kota Denpasar untuk segera menghitung total kerugian.

Berikut perkembangan banjir di Denpasar, Bali, pada Kamis (11/9/2025):

1. Ratusan Warga Mengungsi

Sebanyak 202 kepala keluarga atau 620 jiwa terdampak banjir di Denpasar, Bali.

Warga terpaksa harus mengungsi karena tempat tinggal mereka terendam banjir.

Dikutip dari Tribun-Bali.com, rinciannya yakni meliputi: di Kabupaten Jembrana tercatat 85 jiwa mengungsi dengan penyebaran di sejumlah posko, di antaranya Balai Desa Yeh Kuning, Balai Banjar Yeh Kuning, Musholla Assidiqie, dan Musholla Darul Musthofa. 

Sementara itu, di Kota Denpasar terdapat 108 jiwa mengungsi yang tersebar di SD 25 Pemecutan, Banjar Sedana Merta Ubung, serta Banjar Dakdakan Peguyangan.

2. Pengungsi di Banjar Dakdakan Peguyangan

Sebanyak 48 orang masih mengungsi di Banjar Dakdakan, Kelurahan Peguyangan, Denpasar, Bali, pada Kamis (11/9/2025).

Kaling Banjar Dakdakan, Wayan Rustika Darma, mengatakan ada 75 pengungsi pada Rabu kemarin.

Namun, beberapa warga sudah pindah dan ada yang dijemput keluarganya.

"Sekarang masih 48 orang. Kemarin 75 orang sudah pindah beberapa," ungkapnya, Kamis, dilansir Tribun-Bali.com.

Menurutnya, untuk saat ini bantuan bagi pengungsi sudah mencukupi, termasuk petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan.

Ia mengatakan, jika ada bantuan bisa menyalurkan vitamin dan kompor untuk memasak mie instan. 

"Bantuan banyak, ada dari masyarakat sekitar, kapolsek, juga dari perusahaan," katanya.

"Kondisi warga sudah sehat. Ada dinas kesehatan yang melakukan pengecekan."

"Kemarin ada kena paku sudah ditangani Puskesmas dan ada ke Wangaya," terang Rustika.

3. Basarnas Lanjutkan Pencarian Korban

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) Nyoman Sidakarya menyampaikan berdasarkan data Basarnas terdapat enam korban yang masih belum ditemukan.

Ia mengatakan mungkin warga yang hilang tersebut masih terjebak di reruntuhan bangunan.

Sebab, proses evakuasi masih terkendala sampah-sampah serta reruntuhan bangunan.

Titik fokus evakuasi akan dilakukan di lokasi-lokasi seperti Jalan Cokrominoto dan Jalan Hassanudin.

Sementara itu, tentang korban rumah ambruk di Bantaran Tukad Badung Jalan Hasanudin, masih terus dilakukan pemantauan.

“Kita akan terus menggali ya, terus menggali, kita akan bersama dengan Sardok, juga dengan Sabara Brimob, bahkan mengeluarkan juga dengan anjing pelacaknya juga besok."

"Ya mudah-mudahan apa yang kita laksanakan, apa yang kita lakukan, kita akan membuahkan hasil besok dalam pencarian,” ungkap Sidakarya, Kamis, masih dari Tribun-Bali.com.

SELAMAT DARI BANJIR - Sempat hanyut, Ketut Anik Martini bisa selamat dari banjir bandang yang menerjang rumahnya di Jalan Ken Arok, Banjar Dakdakan, Peguyangan, Gianyar, Bali, Rabu (10/9/2025). (Tribun Bali/Putu Supartika)
SELAMAT DARI BANJIR - Sempat hanyut, Ketut Anik Martini bisa selamat dari banjir bandang yang menerjang rumahnya di Jalan Ken Arok, Banjar Dakdakan, Peguyangan, Gianyar, Bali, Rabu (10/9/2025). (Tribun Bali/Putu Supartika) (Tribun Bali/Putu Supartika)

Kisah Korban: Terjebak Banjir dan Kehilangan Tempat Tinggal

Di tengah upaya penanganan, kisah-kisah korban selamat mulai terungkap.

Ketut Anik Martini, seorang warga yang tinggal di Banjar Dakdakan, Peguyangan, berhasil selamat setelah tersangkut akar pohon saat hanyut terbawa arus.

Ia menceritakan momen mengerikan saat air bah menjebol tembok kontrakannya.

Meskipun selamat, ia dan keluarganya kini kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan hunian baru.

Sempat hanyut, Ketut Anik Martini bisa selamat dari banjir bandang yang menerjang rumahnya di Jalan Ken Arok, Banjar Dakdakan, Peguyangan, Gianyar, Bali, Rabu (10/9/2025).

Saat itu, ia dan 3 anggota keluarganya sudah bangun pukul 02.30 Wita karena air sungai di belakang rumah kontrakannya membesar.

Pada pukul 04.00 Wita, tiba-tiba air bah datang dari depan rumah dan menjebol temboknya.

"Saya hanyut. Sudah pasrah saya, nggak bisa berkata-kata saat itu," paparnya saat ditemui di pengungsian Banjar Dakdakan, Kamis 11 September 2025.

Untungnya, ia tersangkut pada akar pohon.

Dari sana, ia meraih akar pohon itu dan menepi dari air yang menerjangnya.

Terhindar dari air, ia menenangkan dirinya dan duduk sambil berteriak minta tolong.

"Saya ingat bagaimana tetangga saya di atap rumahnya dan keluarga saya juga di atap rumah," papar perempuan asal Sudaji Buleleng ini.

Ia kemudian berteriak minta tolong dan didengar tetangganya.

Ia pun diselamatkan, dan diajak ke tempat yang lebih aman.

"Kaki saya luka, tangan lecet. Saya tidak bisa berkata-kata," paparnya menunjukkan perban di kakinya.

Selain itu, anak perempuannya juga mengalami luka di kaki dan menerima empat jahitan.

Saat kejadian, hampir semua barang-barang di kontrakannya hanyut dan hanya menyisakan pakaian di baju dan dua motor yang tertinggal.

Sang anak I Gde Agus Fery Adnya menambahkan, kontrakannya sudah tergerus di bagian belakang, hanya tersisa sedikit di bagian depan.

Namun ia mengaku tak berani kembali karena takut roboh.

"Yang sekarang kami sangat membutuhkan tempat tinggal. Karena tidak mungkin kembali ke kontrakan," paparnya.

"Kami semua naik ke atap kemarin, dan evakuasinya juga lewat atap," imbuhnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Kisah Korban Banjir Bandang Denpasar Bali, Ketut Anik Sempat Hanyut dan Tersangkut di Akar

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul BNPB Tetapkan Status Darurat Bencana Banjir Untuk Bali

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Update Banjir Bali: Ratusan Warga Mengungsi, Basarnas Lanjutkan Pencarian Korban Rumah Roboh

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 7 Wilayah Kabupaten dan Kota di Bali Terdampak Banjir dan Longsor: 14 Orang Meninggal

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved