Berita Nasional Terkini
Menko Yusril Tegaskan Sikap Pemerintah Soal Dualisme Kepemimpinan PPP
Menko Kumham Imipas, Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan sikap pemerintah terkait adanya dualisme kepemimpinan di PPP.
Penulis: Doan Pardede | Editor: Christoper Desmawangga
TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas), Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan sikap pemerintah terkait adanya dualisme kepemimpinan di Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Yusril menegaskan, pemerintah netral dalam menghadapi dinamika internal PPP tersebut.
Pemerintah tidak akan memihak kubu mana pun yang bertikai pasca-Muktamar PPP yang menghasilkan dua ketua umum.
"Pemerintah akan sangat hati-hati dalam mengesahkan susunan pengurus baru parpol. Pemerintah wajib bersikap objektif dan tidak boleh memihak kepada salah satu kubu," ujar Yusril dalam keterangan tertulis, Senin (29/9/2025).
Baca juga: Sosok Mardiono yang Klaim Terpilih Jadi Ketua Umum PPP Periode 2025-2030 Secara Aklamasi
Pernyataan ini merespons hasil Muktamar PPP di Ancol yang menetapkan Muhammad Mardiono dan Agus Suparmanto sebagai ketua umum di dua forum berbeda.
Kedua kubu sama-sama mengeklaim kepemimpinan yang sah dan berencana mendaftarkan kepengurusannya ke Kementerian Hukum dan HAM.
Tidak Campuri Urusan PPP
Yusril menjelaskan bahwa pemerintah tidak akan mencampuri urusan internal partai dan mempersilakan kedua pihak untuk mendaftarkan kepengurusannya sesuai prosedur.
Namun, ia menekankan bahwa pengesahan hanya akan diberikan kepada kepengurusan yang dokumennya terbukti sah secara hukum sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai dan Undang-Undang Partai Politik.
"Satu-satunya pertimbangan pemerintah adalah pertimbangan hukum. Jika terjadi konflik internal, pemerintah tidak akan mengesahkan susunan pengurus baru, tetapi akan menunggu tercapainya kesepakatan internal partai, putusan mahkamah partai, atau putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap," jelasnya.
Yusril juga mengimbau agar kedua pihak tidak meminta pemerintah menjadi penengah, karena hal tersebut dapat ditafsirkan sebagai bentuk intervensi.
Menurutnya, partai politik sebagai pilar demokrasi harus mampu menyelesaikan persoalan internalnya secara mandiri.
"Pemerintah tidak boleh menggunakan pertimbangan politik dalam mengesahkan susunan pengurus partai politik mana pun," katanya, seperti dilansir Tribunnews.com di artikel berjudul Menko Yusril Jelaskan Posisi Pemerintah Sikapi Dualisme Kepemimpinan di PPP.
Duduk perkara kisruh PPP
Dualisme kepemimpinan di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengemuka.
Muktamar X PPP yang baru saja berakhir kemarin melahirkan dua ketua umum (ketum) yang baru.
Keduanya adalah mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Ketua Umum PPP sebelumnya Mardiono.
Suasana sudah ricuh terjadi saat pembukaan Muktamar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, pada Sabtu (27/9/2025) lalu.
Baca juga: Bantah Hendropriyono, Ini Alasan Rommy PPP Sebut Pihak Asing Bukan Dalang Demo DPR
Para peserta Muktamar partai berlambang ka'bah itu bahkan sempat adu jotos di lokasi acara.
Pemilihan ketua umum akhirnya dipercepat kemarin karena panitia menganggap situasi tidak kondusif lagi.
Kubu Agus Suparmanto klaim didukung 9 tokoh PPP untuk menjadi ketua umum PPP periode 2025–2030.
Sementara kubu Ketua Umum Mardiono klaim didukung 30 DPW PPP di seluruh Indonesia.
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.