Program Makan Bergizi Gratis

2 Cucu Keponakan Mahfud MD Keracunan MBG, Kritik Tata Kelola dan Payung Hukum Program

2 cucu keponakan Mahfud MD keracunan makanan MBG, kritik tata kelola dan payung hukum program.

Tribunnews.com/ Gita Irawan
KERACUNAN MBG - Mantan Menkopolhukam, Mahfud MD. Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengungkapkan pengalaman pribadi terkait kasus keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). (Tribunnews.com/ Gita Irawan) 

TRIBUNKALTIM.CO - Makin maraknya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis menjadi sorotan.

Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengungkapkan pengalaman pribadi terkait kasus keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Program Makan Bergizi Gratis adalah inisiatif pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi secara gratis kepada kelompok rentan, terutama anak-anak sekolah dan ibu hamil.

Program ini diluncurkan sebagai bagian dari strategi nasional untuk mengatasi stunting, meningkatkan kualitas gizi, dan mendukung tumbuh kembang generasi muda Indonesia.

Mahfud MD menyebut dua cucu dari keponakannya menjadi korban keracunan setelah mengonsumsi makanan MBG di sebuah sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dalam pernyataan yang disampaikan melalui kanal YouTube miliknya pada Selasa (30/9/2025), Mahfud menjelaskan bahwa delapan siswa di satu kelas mengalami muntah-muntah setelah menyantap makanan MBG, termasuk dua cucu dari keponakannya.

Baca juga: 13 Murid SD di Sebatik Diduga Keracunan MBG, Ambulans tak Cukup, Mobil Dinas Camat Dipakai

“Cucu saya juga keracunan MBG di Yogyakarta. Itu cucu keponakannya, saya punya keponakan, keponakan saya punya anak namanya Ikhsan. Satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah,” ujar Mahfud.

Salah satu cucu hanya dirawat satu hari di rumah sakit, sementara yang lainnya harus menjalani perawatan hingga empat hari.

Mahfud Kritik Pernyataan Presiden Prabowo

Mahfud MD mengkritik pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut kasus keracunan MBG hanya sebesar 0,0017 persen dari total 30 juta penerima manfaat.

Menurut Mahfud, pendekatan statistik tidak seharusnya digunakan untuk meremehkan kasus yang menyangkut keselamatan jiwa.

“Jutaan pesawat terbang di dunia itu lalu lalang setiap hari, kecelakaan satu aja, tidak sampai 0,00001 persen, orang sudah ribut karena itu menyangkut nyawa,” tegasnya.

Meski demikian, Mahfud tetap mengapresiasi program MBG sebagai inisiatif penting untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak.

Ia menekankan perlunya perbaikan tata kelola agar kasus keracunan tidak terulang.

Mahfud menyoroti ketidakjelasan struktur tanggung jawab dalam pelaksanaan MBG di tingkat daerah dan sekolah.

Baca juga: DPRD Nunukan Minta Pemeriksaan Dapur MBG Usai 58 Siswa Bergejala Mual hingga Diare

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved