Program Makan Bergizi Gratis
MBG di Pulau Sebatik Kaltara, Awalnya Disambut Gembira Kini Ramai Ditolak, Anak Takut dan Trauma
MBG di Pulau Sebatik Kaltara, awalnya disambut gembira kini ramai ditolak, anak-anak takut dan trauma.
Pada hari kedua, menu yang disajikan terdiri dari telur rebus berbumbu sambal, tahu goreng, sayur tumis wortel dan kol, serta buah semangka.
“Saya sempat coba sayurnya dan saya persilahkan anak-anak makan karena saya rasa aman. Bahkan saya makan sayur jatah anak saya di kelas 4 juga karena dia tidak makan sayur. Saya tidak apa-apa,” ujarnya.
Pihak sekolah mempersilakan anak-anak yang mengalami muntaber untuk beristirahat di rumah dan tidak memaksakan diri untuk masuk sekolah sementara waktu.
Kepanikan di MI Darul Furqon: Tak Ada Mobil, Obat Kosong
Kepanikan juga terjadi di MI Darul Furqon, sebuah madrasah yang terletak jauh dari jalan utama dan berada di tengah perkebunan kelapa sawit.
Madrasah ini memiliki asrama untuk anak-anak TKI Malaysia.
“Baru saja saya sampai rumah sekitar pukul 15.00 WITA, sepulang mengajar, guru asrama menelepon, anak-anak asrama berak-berak dan muntah. Saya pakai balik pakaian saya dan segera menuju sekolah lagi,” kata Kepala MI Darul Furqon, Adnan Lolo.
Sebanyak 11 murid MI Darul Furqon mengalami gejala muntaber.
Lokasi sekolah yang terpencil membuat pihak sekolah kesulitan mencari kendaraan untuk membawa anak-anak ke Puskesmas secara mendadak.
Langkah awal yang diambil adalah menghubungi Komandan Pos Satgas Pamtas RI–Malaysia di Pos Bukit Keramat untuk meminta obat.
Baca juga: Komnas HAM Desak Evaluasi Total MBG, Ombudsman Catat 34 Kasus KLB Keracunan Massal di Sekolah
Namun, obat yang dibutuhkan ternyata kosong.
“Kami pusing juga mencari mobil untuk membawa anak kami ke Puskesmas. Sudah coba telepon orang tua murid yang ada mobil, ternyata sedang memuat sawit,” kata Adnan.
Beberapa nomor pemilik kendaraan juga dihubungi, namun semuanya sedang terpakai dan berada jauh dari lokasi.
Akhirnya, pihak dapur MBG menanyakan kondisi anak-anak dan mengirimkan mobil dari SPPG untuk menjemput mereka.
“Barulah kami rasa lega, akhirnya ada mobil,” akunya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.