Breaking News

Berita Nasional Terkini

Ditemukan Setelah 27 Hari, 7 Pekerja Freeport Meninggal dalam Longsor Tambang Grasberg

Setelah bekerja tanpa henti selama 27 hari, tim penyelamat PT Freeport Indonesia (PTFI) akhirnya menemukan seluruh 7 pekerja yang terjebak di tambang

Tribun-Papua.com/PFTI
LONGSOR TAMBANG FREEPORT - Suasana karyawan PT Freeport di tambang bawah tanah saat terjadi insiden longsor, Selasa (9/9/2025). Seluruh korban longsor Tambang Grasberg ditemukan (Tribun-Papua.com/PFTI) 

2. Holong Gembira Silaban – PT Redpath Indonesia

3. Dadang Hermanto – PT Redpath Indonesia

4. Balisang Telile – warga negara Afrika Selatan, PT Redpath Indonesia

5. Victor Bastida Ballesteros – warga negara Republik Chili, PT Redpath Indonesia

Dengan ditemukannya seluruh korban, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyatakan bahwa operasi penyelamatan resmi dinyatakan selesai.

“Seluruh tujuh rekan kerja kami yang terdampak insiden pada 8 September 2025 telah ditemukan dan proses penyelamatan dinyatakan selesai,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (6/10/2025).

Duka Mendalam dan Penghormatan Terakhir

Tony Wenas menyampaikan rasa duka mendalam atas kehilangan tersebut. Menurutnya, para korban bukan sekadar pekerja, tetapi bagian dari keluarga besar Freeport.

“Atas nama pribadi dan perusahaan, saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang telah berada di Tembagapura sejak 14 September. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kekuatan dan ketabahan bagi kita semua,” ungkapnya.

Jenazah kelima korban yang baru ditemukan akan diterbangkan ke Jakarta sebelum dikirim ke kampung halaman masing-masing, kecuali Zaverius Magai, yang akan dimakamkan di Kuala Kencana, Timika.

PTFI memastikan seluruh proses pemulangan dilakukan dengan penuh penghormatan dan dukungan penuh kepada keluarga.

“Kami memastikan pendampingan penuh bagi seluruh keluarga rekan kerja yang telah berpulang, serta penanganan jenazah dengan penuh hormat,” tegas Tony.

Mengapa Proses Penyelamatan Memakan Waktu Lama?

Menurut laporan internal PTFI, tantangan utama dalam proses penyelamatan adalah volume material basah yang sangat besar — sekitar 800 ribu ton — yang menutupi area kerja dengan kedalaman dan tekanan ekstrem.

Material tersebut terbentuk akibat kombinasi curah hujan tinggi, kondisi geoteknik kompleks, dan aktivitas tambang intensif.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved