Berita Nasional Terkini
Disentil Hasan Nasbi Soal Gaya Komunikasi, Purbaya: Saya Justru Kembalikan Kepercayaan Masyarakat
Purbaya justru menyerang balik dengan membawa data hasil survei kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Ringkasan Berita:
- Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi kritik Hasan Nasbi soal gaya komunikasinya dengan menunjukkan data survei yang menilai tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah tetap stabil.
- Purbaya menegaskan gaya komunikasinya yang ceplas-ceplos justru membantu mengembalikan kepercayaan masyarakat dan merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo.
- Hasan Nasbi menilai gaya komunikasi Purbaya berisiko memecah soliditas kabinet dan melemahkan citra pemerintahan Prabowo-Gibran di mata publik.
TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi sindiran mantan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, yang mengkritik gaya komunikasinya yang dianggap terlalu ceplas-ceplos.
Alih-alih menurunkan tensi, Purbaya justru menyerang balik dengan membawa data hasil survei kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Menurut Purbaya, gaya komunikasinya yang lugas dan terbuka bukan bentuk serangan antarpejabat, melainkan strategi untuk mengembalikan sentimen kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka. Ia menyebut, langkahnya itu justru berdampak positif terhadap stabilitas kepercayaan publik.
Justru Menkeu Purbaya serang balik sindirannya itu dengan data untuk mengembalikan sentimen kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Baca juga: Pedagang Pakaian Bekas Impor Resah dengan Rencana Kebijakan Menkeu Purbaya
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang dianggap terlalu sering menyinggung dan menyentil pejabat lain membuat Hasan Nasbi berkomentar.
Hasan Nasbi, mengingatkan pentingnya Menkeu Purbaya agar menjaga etika komunikasi antarpejabat di ruang publik.
Bahkan Hasan Nasbi menyebut Purbaya berbahaya karena bisa melemahkan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menanggapi sentilan dan kritikan Hasan Nasbi, Purbaya menjawabnya dengan menunjukkan gambar indeks hasil survei ke masyarakat.
Menurut Purbaya, gaya komunikasinya yang ceplas-ceplos atau bak koboy justru mengembalikan sentimen kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
"Mana indeks mana indeks? Gambar saya tunjukin ya. Itu saya selalu pakai survei ke masyarakat. Apakah saya mengurangi kepercayaan masyarakat ke pemerintah apa tidak? Kalau dari angka kita yang terakhir ini baru keluar angka survei bulan Oktober. Survei dilakukan LPS," kata Purbaya sambil menunjukkan gambar hasil survei dalam tayangan Kompas TV, Senin (27/10/2025).
Purbaya menunjukkan data di gambar berupa indeks kepercayaan masyarakat ke pemerintah.
"Kalau jatuh seperti ini keadaan buruk. Buruk kalau sana bagus. Ini kemarin waktu bulan, Agustus September turun turun terus. Juli Agustus September turun terus ke titik terendah DI sini. Inilah terbanyaknya demo," kata Purbaya.
Baca juga: Tito Karnavian dan Purbaya Kompak: Dana Daerah Jangan Mengendap di Bank
Namun ia lalu melakukan kebijakan yang agak drastis dan gaya komunikasinya ceplas-ceplos, saat ditunjuk menjadi Menteri Keuangan oleh Presiden Prabowo, 8 September 2025.
"Tapi setelah kita lakukan kebijakan yang mungkin untuk sebagian kalangan agak drastis, agak apa ee ceplas-ceplos, tapi ini berhasil mengembalikan sentimen masyarakat ke pemerintah. Justru ini levelnya sekarang sudah level sama dengan ini. Jadi sudah stabil lagi," kata Purbaya.
Karenanya Purbaya menyerang balik Hasan Nasbi.
"Jadi stabilitas pemerintahan amat baik di mata masyarakat kecuali di mata orang itu ya. Karena apa? Karena daya belinya juga membaik. Ini daya beli tuh yang ini depan konsumen turun, karena ekonomi buruk. Ketika ekonomi bagus ini ke sana naik lagi. Ini sama, ini ada korelasinya," kata Purbaya.
Menurutnya ketika ekonomi buruk, masyarakat tidak akan suka pemerintah.
"Makanya banyak demo-deo besar-besaran. Tapi ketika mulai balik, mereka juga senang ke pemerintah. Jadi sepertinya saya koboy, tapi yang saya lakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat ke pemerintah. Itu juga atas pemerintah Bapak Presiden. Jadi saya enggak berani gerak sendiri," kata Purbaya.
Menurutnya gaya koboi-nya itu justru bagian perpanjangan tangan Presiden Prabowo.
"Jangan dianggap, saya koboi. Saya pepanjangan tangan dari Bapak Presiden, kira-kira begitu, dengan versi yang lebih halus malah," katanya.
Baca juga: Soal Coretax, Menkeu Purbaya Mengaku Salah
Purbaya mengaku memastikan ke Presiden Prabowo bahwa belanja akan tepat waktu.
"Saya pernah bilang ke beliau, saya akan pastikan belanjanya tepat waktu. Dia bilang, "Go aehad aja jalan." Kenapa? Karena kita perlu ekonomi yang lebih cepat di triwulan keempat tahun ini. Sudah mulai kelihatan kan? Saya harus harapkan ke depan lebih bagus lagi. Saya tidak mencampuri kebijakan mereka ya, tapi memastikan bahwa penyerapan angarannya tepat, karena uang uangnya kan ada, biayanya untuk saya ada costnya. Makasih ya," ujar Purbaya.
Sebeluimnya Hasan Nasbi, mengingatkan pentingnya menjaga etika komunikasi antarpejabat di ruang publik.
Ia menilai gaya komunikasi Menkeu Purbaya yang kerap menyinggung pejabat lain secara terbuka dapat berdampak buruk pada citra dan soliditas pemerintahan.
“Kalau bicara dalam konteks pemerintah, sesama anggota kabinet sebaiknya tidak saling menyerang di depan umum. Karena itu bisa melemahkan pemerintah,” ujar Hasan melalui channel YouTube pribadinya, Sabtu 25 Oktober 2025.
Menururt Hasan gaya komunikasi Purbaya yang ceplas-ceplos memang berhasil menarik perhatian publik dan mencairkan suasana.
Namun, ia mengingatkan dalam jangka panjang, pendekatan semacam itu bisa menimbulkan kegaduhan.
“Kalau setiap hari nyetrum orang, nanti akan ada backfire lama-lama karena semua orang sudah disetrum gitu loh dan yang disetrum ini mungkin nanti akan melakukan fightback,” ujar Hasan Nasbi.
Ia mencontohkan bagaimana perdebatan antara Purbaya dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Hal itu katanya bisa menjadi awal dari ketegangan yang memperlihatkan ketidaksatuan pemerintah di mata publik.
Menurutnya, kondisi semacam ini justru bisa mengikis kepercayaan masyarakat terhadap soliditas pemerintah.
“Sekarang aja kan gubernur Jawa Barat fightback, nanti gubernur mana lagi yang fightback dan nanti takutnya menteri mana lagi juga fightback. Nah di hadapan publik akan kelihatan bahwa pemerintah tidak tidak solid,” ucapnya.
Baca juga: Soal Utang Kereta Cepat Whoosh, Purbaya Enggan Terlibat Langsung, Selesaikan Secara Bisnis
Pemerintah ini, katanya tidak bisa pintar-pintar sendiri.
"Ini kan kerja sama nih, pemerintah ini kayak pasukan semut yang dikasih makanan tapi di depannya dikasih obstacle. Itu mereka susah tuh. Tapi mereka kerjasama,” ujar Hasan.
Hasan menggambarkan, jika ada satu atau dua pejabat yang merasa paling pintar dan bertindak sendiri, maka kerja besar pemerintah bisa gagal.
“Jadi pemerintah ini pekerjaan teamwork, bukan pekerjaan satu orang superhero,” ujar Hasan.
Hasan juga menyinggung pesan Presiden Prabowo Subianto yang kerap mengingatkan pentingnya kekompakan dalam bekerja.
“Pemerintah ini seperti kesebelasan dan semua sama pentingnya,” ujar Hasan menirukan pesan Prabowo.
Menurutnya, prinsip kerja sama yang kuat adalah fondasi agar pemerintahan bisa berjalan efektif dan mampu membawa “makanan besar” atau hasil kerja nyata sampai ke masyarakat.
Dengan sindiran halusnya, Hasan menutup bahwa pemerintah tak bisa hanya diwarnai oleh satu figur yang menonjol.
"Semua pihak harus saling menopang, bukan saling menyenggol" katanya.
Menurut Hasan Nasbi gaya Purbaya sangat berbahaya lantaran bisa melemahkan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Karenanya Hasan Nasbi meminta agar Purbaya berhenti 'baku tikam' dengan pejabat lain melalui pernyataanya kepada wartawan.
Hasan pun mempersilahkan jika Purbaya ingin berdebat dan adu argumen, namun di ruang tertutup.
“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, ya sesama anggota kabinet, sesama pemerintah enggak bisa baku tikam terus-menerus di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” ujar Hasan.
Ia mengingatkan saling serang di ruang publik justru memberikan dampak negatif bagi citra pemerintah.
Pihaknya khawatir polemik yang dipertontonkan untuk publik justru menguntungkan bagi pihak yang tidak menyukai pemerintahan Prabowo-Gibran. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul TAK Gentar Disentil Hasan Nasbi, Menkeu Purbaya Serang Balik: Pemerintah Stabil Kecuali di Mata Dia.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.