Berita Nasional Terkini

Tegaskan PSI Harus Menang Lawan Nasdem, Ahmad Ali: Tidak Ada Persahabatan dalam Politik

Ahmad Ali menegaskan bahwa PSI harus mampu meraih kemenangan atas Nasdem dalam pemilu mendatang, Jumat (14/11/2025).

Tangkapan layar kanal YouTube Partai Solidaritas Indonesia
PSI - Ketua Harian PSI Ahmad Ali saat memberikan sambutan dalam pelantikan pengurus DPP PSI 2025-2030 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).Ahmad Ali menegaskan bahwa partainya harus mampu meraih kemenangan atas Partai Nasdem dalam pemilu mendatang, hal ini ia ungkapkan dalam pra-rapat kerja wilayah PSI Jawa Barat di Purwakarta, Jumat (14/11/2025).(Tangkapan layar kanal YouTube Partai Solidaritas Indonesia) 
Ringkasan Berita:
  • Ahmad Ali menegaskan PSI harus menang melawan Nasdem dalam pemilu mendatang
  • Ahmad Ali merasa paling dirugikan jika PSI kalah dari Nasdem
  • Ali menekankan politik tidak mengenal persahabatan

TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ahmad Ali gerak cepat untuk mencapai target masuk Senayan pada Pemilu 2029. 

Ahmad Ali pun menegaskan bahwa partainya harus mampu meraih kemenangan atas Partai Nasdem dalam pemilu mendatang.

Nasdem adalah partai Ahmad Ali sebelum pindah ke PSI.

Ali menyebut dirinya sebagai pihak yang paling dirugikan jika PSI kalah dari partai yang pernah ia ikuti sebelumnya.

Baca juga: Sosok Ahmad Ali, Politisi Nasdem Gabung PSI, Rumah Pernah Digeledah KPK dalam Kasus Eks Bupati Kukar

“Siap bertanding. Dan saya harus memenangkan. PSI harus menang dari Nasdem, se-Indonesia,” ujar Ali usai pra-rapat kerja wilayah PSI Jawa Barat di Purwakarta, Jumat (14/11/2025).

"Saya pasti orang yang paling merugi. Kalau kemudian ketika saya kalah dari Nasdem," imbuh dia. 

Rivalitas Politik

Ali menekankan bahwa pra-rapat kerja wilayah PSI harus dipahami sebagai bentuk rivalitas politik.

Menurutnya, hal ini penting untuk memotivasi kader PSI agar lebih bersemangat menghadapi kontestasi pemilu.

Dalam kesempatan itu, Ali menyinggung sosok Saan Mustopa, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, yang ia anggap sebagai adik sendiri.

Ia bercerita bahwa dirinya lah yang dulu mengajak Saan bergabung ke Nasdem, dan sempat merasa bangga ketika Saan menggantikan posisinya sebagai wakil ketua umum.

“Saan Mustopa itu kan adik saya. Yang ngajak dia masuk Nasdem itu saya. Terus kemudian saat itu saya bangga lah. Bahwa dia menggantikan saya sebagai wakil ketua umum,” kata Ali.

Baca juga: Respons Jokowi soal Sejumlah Tokoh Politik Gabung PSI, Ahmad Ali Tegaskan Tidak Dibajak

Politik Tidak Mengenal Persahabatan

Meski memiliki hubungan personal dengan sejumlah tokoh di Nasdem, Ali menegaskan bahwa politik tidak mengenal persahabatan.

“Dalam politik tidak ada persahabatan, yang ada saling ‘membunuh’,” tegasnya.

Dengan demikian, meski memiliki kedekatan personal, Ali menekankan bahwa dirinya akan berupaya keras agar PSI memperoleh suara lebih banyak dibanding Nasdem pada pemilu mendatang.

AHMAD ALI - Ketua Harian PSI Ahmad Ali saat ditemui di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)
AHMAD ALI - Ketua Harian PSI Ahmad Ali saat ditemui di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA) (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)

PSI Tak Tawarkan Budi Arie

Ketua Harian PSI Ahmad Ali menegaskan bahwa partainya tidak pernah menawarkan Budi Arie Setiadi untuk bergabung menjadi kader.

Ali menyebut PSI tidak merasa perlu mengajak mantan Menteri Koperasi itu masuk ke partai.

“Kalau PSI kan tidak perlu tawarin Budi Arie. Saya tegas katakan, bahwa PSI tidak pernah menawari Budi Arie untuk masuk di PSI,” kata Ali, dikutip dari KOMPAS.com, Jumat (14/11/2025).

Budi Arie Bukan Lagi Relawan Jokowi  

Ali menilai Budi Arie kini bukan lagi relawan Presiden ke-7 Joko Widodo karena perubahan nama Projo yang tidak lagi memuat frasa “Pro Jokowi”.

“Enggak, enggak ada namanya. Dia adalah relawan Pak Jokowi. Tapi di kemudian hari dia mengubah namanya, bukan lagi Pro Jokowi, dia berarti bukan relawan Pak Jokowi lagi,” kata Ali.

Ali juga menolak berkomentar mengenai penolakan sejumlah kader Gerindra terhadap rencana masuknya Budi Arie ke partai besutan Presiden Prabowo Subianto itu.

“No comment. Tapi PSI tidak pernah tawari Budi Arie untuk masuk PSI. Itu penting untuk dicatat,” kata Ali.

Baca juga: Bila Tuduhan Roy Suryo Cs Benar, PSI Siap Minta Jokowi Hadir di Pengadilan Buktikan Legalitas Ijazah

Budi Arie Pilih Bergabung dengan Gerindra

Budi Arie sebelumnya menyatakan akan segera bergabung dengan Partai Gerindra.

“Ya secepatnya (gabung Gerindra),” kata Budi.

Ia menyebut langkah tersebut sebagai bentuk dukungan politik terhadap arah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

“Kita akan memperkuat dan mendukung agenda-agenda politik Presiden Prabowo,” kata Budi.

Dalam sebuah tayangan, Budi menyebut ia memang pernah diajak masuk PSI tetapi saat itu belum tertarik masuk ke partai politik.

“Waktu itu kondisinya saya belum tertarik dengan partai politik,” kata Budi.

Alasan Budi Arie Lebih Memilih Gerindra

Budi Arie menyampaikan bahwa ia merasa cocok dengan PSI maupun Gerindra, namun menilai Gerindra lebih sesuai dengan orientasi politiknya.

“Cocok, PSI juga cocok. Cuman maksud saya, Gerindra ini saya nilai partai yang betul-betul untuk negara, bangsa, dan rakyat,” kata Budi. Budi juga menyebut bahwa langkahnya bergabung ke Gerindra sudah ia komunikasikan kepada jajaran Projo.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved