Gadged

Fitur Group di ChatGPT Kini Bisa Digunakan Gratis, Maksimal 20 Anggota

OpenAI resmi menghadirkan fitur baru bernama Group Chat untuk pengguna ChatGPT di seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Editor: Heriani AM
wikimedia.org
OPENAI CHATGPT - Ilustrasi OpenAI ChatGPT. OpenAI resmi menghadirkan fitur baru bernama Group Chat untuk pengguna ChatGPT di seluruh dunia, termasuk Indonesia.  
Ringkasan Berita:
  • OpenAI resmi meluncurkan fitur Group Chat di ChatGPT untuk seluruh dunia, termasuk Indonesia, memungkinkan obrolan bersama hingga 20 anggota.
  • ChatGPT hanya akan "memantau" percakapan, dan bisa dicolek secara manual untuk menjawab pertanyaan anggota grup.
  • Fitur ini tersedia untuk pengguna gratis maupun berbayar, tanpa menggunakan data pribadi atau pengaturan gaya chatbot.

 

TRIBUNKALTIM.CO - OpenAI resmi menghadirkan fitur baru bernama Group Chat untuk pengguna ChatGPT di seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Fitur ini memungkinkan pengguna membuat ruang percakapan bersama teman atau rekan, mirip seperti grup di aplikasi pesan instan populer.

Pantauan KompasTekno, pengguna dapat mengakses Group Chat melalui ikon “manusia” dengan tanda “plus” di bagian kanan atas tampilan utama ChatGPT.

Setelah mengeklik ikon tersebut, pengguna bisa menekan tombol “Start group chat” untuk memulai obrolan dan mengatur foto profil serta nama grup agar mudah dikenali oleh anggota.

Baca juga: Viral ChatGPT Bakal Diblokir di Indonesia, Benarkah? Ini Penjelasan Komdigi

Ikon ini terletak di bagian kanan atas tampilan utama ChatGPT.  

Pengguna bisa mengeklik ikon tersebut lalu menekan tombol "Start group chat" untuk membuat grup baru dan memulai obrolan dengan temannya.  

Sebelum memulai, mereka juga bisa mengubah foto profil dan nama agar teman mereka yang diajak masuk ke dalam Group Chat bisa mudah mengenali temannya sendiri.  

Untuk mempermudah anggota masuk ke Group Chat, pengguna juga bisa mengirimkan tautan (link) ke grup tersebut.

OpenAI mengatakan, satu grup di ChatGPT bisa menampung maksimal 20 anggota.  

Jika lebih dan ada orang masuk ke dalam grup, ChatGPT otomatis akan membuat jendela obrolan grup baru.

Adapun jendela obrolan Group Chat ini mirip seperti jendela percakapan ChatGPT biasa.  

Bedanya, di sini ChatGPT akan "memantau" terlebih dahulu apakah dia perlu bicara dan memberikan solusi kepada pengguna yang ada di dalam grup atau tidak.  

Baca juga: Cloudflare Down Semalam Bikin X, Canva, ChatGPT Tak Bisa Akses, Ini Kronologi dan Penyebabnya

Jika tidak, maka ChatGPT tidak akan mengganggu obrolan yang sedang terjadi antar masing-masing anggota grup.  

Meski demikian, pengguna bisa secara manual mencolek "ChatGPT" untuk meminta AI ini menjawab masukan (prompt) yang diberikan oleh seorang pengguna di grup.  

Dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, fitur Group Chat di ChatGPT bisa dipakai oleh pengguna gratisan (Free) maupun berbayar (Plus, Team, dll).  

OpenAI menyebut bahwa semua fitur ChatGPT yang sifatnya pribadi atau personal, seperti ingatan (memory) hingga pengaturan gaya chatbot, tidak akan dipakai di dalam grup. Dengan begitu, obrolan di Group Chat agaknya tak akan berpihak atau bias ke satu pengguna. 

Apa itu ChatGPT?

ChatGPT adalah sebuah sistem kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI untuk berkomunikasi dengan manusia melalui teks.

Sistem ini menggunakan model bahasa besar (large language model) yang dilatih untuk memahami dan menghasilkan teks secara alami, sehingga mampu menjawab pertanyaan, memberikan saran, menulis teks, atau bahkan berdiskusi layaknya manusia.

Keunggulan ChatGPT terletak pada kemampuannya memahami konteks percakapan dan memberikan respons yang relevan, meskipun tidak memiliki kesadaran atau pemahaman sejati seperti manusia.

Sejarah ChatGPT berawal dari penelitian OpenAI di bidang pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP).

OpenAI pertama kali memperkenalkan model GPT (Generative Pre-trained Transformer) pada tahun 2018.

Model ini dirancang untuk mempelajari pola bahasa dari jumlah data teks yang sangat besar, sehingga mampu menghasilkan teks yang koheren dan alami.

GPT awal ini menjadi fondasi bagi pengembangan versi-versi berikutnya, yang semakin besar dan kompleks dalam kapasitas serta kemampuannya.

Pada tahun 2019, OpenAI merilis GPT-2, versi yang lebih canggih dibandingkan pendahulunya.

GPT-2 memiliki 1,5 miliar parameter dan mampu menulis teks yang lebih panjang serta lebih realistis, meskipun awalnya aksesnya dibatasi karena kekhawatiran penyalahgunaan.

Kemudian, pada tahun 2020, GPT-3 hadir dengan 175 miliar parameter, jauh lebih besar dan mampu melakukan berbagai tugas bahasa yang sebelumnya sulit bagi komputer, termasuk menjawab pertanyaan kompleks, menerjemahkan bahasa, dan membuat teks kreatif.

ChatGPT sendiri mulai dikenal luas pada akhir 2022 ketika OpenAI meluncurkan versi interaktif dari GPT-3.5.

Versi ini difokuskan untuk percakapan langsung dengan manusia, sehingga orang bisa mengajukan pertanyaan, meminta saran, atau berdiskusi tentang berbagai topik.

Keunggulan ChatGPT adalah kemampuannya menyesuaikan gaya bahasa dan memberikan jawaban yang cukup natural, membuat pengalaman interaksi terasa lebih manusiawi dibanding chatbot tradisional.

Sejak itu, pengembangan terus berlanjut dengan GPT-4 dan versi lebih baru, yang meningkatkan kemampuan pemahaman konteks, ketepatan jawaban, dan kemampuan menangani instruksi yang kompleks.

ChatGPT kini digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga hiburan.

Keberadaannya menunjukkan bagaimana AI dapat menjadi alat yang membantu manusia dalam mengakses informasi, berkreasi, dan mempermudah pekerjaan sehari-hari, meskipun tetap membutuhkan pengawasan manusia untuk memastikan keakuratan dan etika penggunaannya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved