Berita Kutim Terkini

Kisah Kasih dari Ujung Kutai Timur, Menembus Jarak demi jadi Paskibraka Kibarkan Merah Putih

Langit Kota Sangatta cerah pagi itu, Jumat, 15 Agustus 2025. Sinar matahari seolah ikut menyambut langkah Kasih Nur Fadillah

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
KISAH PASKIBRAKA KUTIM - Anggota Paskibraka Kutim, Kasih Nur Fadillah Nur Fadillah bersama kedua orang tuanya, Jumat (15/8/2025) di Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Kisah Kasih Nur Fadillah adalah kisah tentang harapan, semangat, dan ketekunan anak muda dari daerah pelosok Kutai Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTALangit Kota Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur cerah pagi itu, Jumat, 15 Agustus 2025. Sinar matahari seolah ikut menyambut langkah Kasih Nur Fadillah (16), gadis kelas 11 SMAN 1 Sandaran, yang baru saja dikukuhkan sebagai anggota Paskibraka Kutai Timur 2025.

Momen ini bukan hanya bersejarah bagi Kasih Nur Fadillah, tapi juga bagi Kecamatan Sandaran, sebuah wilayah pesisir di ujung timur Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur

Kasih Nur Fadillah adalah satu-satunya wakil dari kecamatan tersebut yang berhasil lolos dan berdiri tegak bersama puluhan Paskibraka lainnya.

Paskibraka merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Istilah ini merujuk pada sekelompok pelajar terpilih yang bertugas mengibarkan dan menurunkan bendera merah putih pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, setiap tanggal 17 Agustus, baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, maupun kecamatan.

Di hadapan Bupati Kutai Timur, jajaran Forkopimda, dan para pejabat daerah, Kasih Nur Fadillah dikukuhkan secara resmi.

Katanya, semakin haru saat kedua orangtuanya datang langsung menyeberangi laut dan menempuh perjalanan darat berjam-jam demi menyaksikan sang anak mencapai impian.

Baca juga: 36 Paskibraka Kutai Timur Dilatih Personel Polres Kutim dengan Singkat, Kurang dari 1 Bulan

"Menjadi Paskibraka adalah impian saya sejak kecil. Saya ingin membanggakan keluarga dan membawa nama Kecamatan Sandaran," ujar Kasih Nur Fadillah dengan mata berbinar.

Perjalanannya tidak mudah. Dari Sandaran ke Sangatta, ia harus menempuh waktu sekitar 8 jam via jalur darat.

Belum lagi tantangan selama pelatihan yang berlangsung lebih dari dua minggu.

Handphone disita demi fokus penuh, membuatnya tak bisa menghubungi keluarga selama lebih dari 20 hari.

Baca juga: Daftar Nama Calon Paskibraka Nasional 2025 dan Asal Daerahnya, Ini Sosok 2 Wakil Kaltim

Kasih Nur Fadillah mengaku awalnya hanya ikut-ikutan bergabung dengan ekstrakurikuler Pramuka sejak SMP.

Namun siapa sangka, aktivitas itu justru menjadi pintu masuk menuju panggung Paskibraka.

Belajar Disiplin dan Kemandirian 

Selama pelatihan, Kasih Nur Fadillah menjalani peran penting dalam formasi, mulai dari posisi kepala, ekor, hingga pendamping baki. Meski pengalaman baris-berbarisnya masih terbatas, ia tak gentar.

“Saya memang masih belajar, terutama saat belok-belok, itu yang agak susah. Tapi saya bangga bisa jadi bagian dari Paskibraka Kutim angkatan 25,” tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved