Berita Kutim Terkini
Kisah Kasih dari Ujung Kutai Timur, Menembus Jarak demi jadi Paskibraka Kibarkan Merah Putih
Langit Kota Sangatta cerah pagi itu, Jumat, 15 Agustus 2025. Sinar matahari seolah ikut menyambut langkah Kasih Nur Fadillah
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Budi Susilo
Bagi Kasih Nur Fadillah, pelatihan ini lebih dari sekadar baris-berbaris.
Ia belajar tentang disiplin, kerja sama tim, dan konsistensi dalam menjalankan tanggung jawab.
Semua pengalaman itu menjadi bekal penting yang akan ia bawa pulang ke kampung halamannya.
Orangtua Rela Tempuh Laut dan Darat
Sang ayah, Sunirman, petani sayuran dari Sandaran, mengaku bangga bukan main. Ia dan istrinya berangkat dari Sandaran pada Kamis pagi (14/8/2025), menempuh perjalanan panjang demi bisa hadir di momen pengukuhan.
“Kami tidak dengar kabar dari Kasih Nur Fadillah hampir tiga minggu, karena HP-nya disita selama pelatihan. Tapi kami ikhlas. Kami bangga sekali. Menjadi Paskibraka itu sama dengan ikut membangun bangsa,” ucap Sunirman, matanya berkaca-kaca.
Kisah Kasih Nur Fadillah adalah kisah tentang harapan, semangat, dan ketekunan anak muda dari daerah pelosok Kutai Timur.
Ia membuktikan bahwa jarak bukan halangan untuk menggapai mimpi bahkan jika mimpi itu harus dimulai dari ujung timur Kalimantan Timur.
Baca juga: Personel Brimob Kaltim Latih Siswa SMA Paser untuk Paskibraka HUT ke 80 RI
Kini, bendera yang akan dikibarkan di upacara HUT ke-80 RI di Kutai Timur juga membawa nama daerah Sandaran.
Dan di balik kibaran itu, ada kisah seorang gadis bernama Kasih Nur Fadillah yang menginspirasi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.