Dari Laut untuk Masa Depan: Nelayan Misool Rekam Data, Rajut Keberlanjutan
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menjalin kemitraan dengan nelayan pesisir untuk pendataan perikanan skala kecil
TRIBUNKALTIM.CO – Dalam rangka mendukung pengelolaan perikanan berkelanjutan di Provinsi Papua Barat Daya, sejak pertengahan tahun 2022, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menjalin kemitraan dengan nelayan pesisir untuk pendataan perikanan skala kecil.
Kemitraan itu dijalankan melalui program Nelayan Peduli dengan metode Crew Operated Data Recording System (CODRS) di beberapa lokasi di wilayah Bentang Laut Kepala Burung, Provinsi Papua Barat Daya, yaitu Werur Raya, Kabupaten Tambrauw; Malaumkarta Raya, Kabupaten Sorong; serta di Misool dan Kofiau, Kabupaten Raja Ampat.
Pentingnya pendataan dalam mendukung pengelolaan perikanan berkelanjutan tersebut menjadi pokok bahasan dalam Lokakarya Diseminasi Hasil Pendataan Perikanan di Kawasan Konservasi Perairan di Misool pada 19 Agustus 2025 di Sorong.
Acara ini diselenggarakan oleh YKAN bersama Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (P2KP) Provinsi Barat Daya, dan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Raja Ampat.
Turut hadir pemangku kepentingan terkait, baik dari pemerintah maupun mitra pembangunan.

"Atas nama Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, kami mengucapkan terima kasih kepada YKAN yang telah mendukung kegiatan perikanan berkelanjutan di Provinsi Papua Barat Daya," kata Kepala Dinas P2KP Provinsi Papua Barat Daya Absalom Solossa.
Ia menambahkan, salah satu kunci utama keberhasilan pengelolaan perikanan bergantung pada pengelolaan data dan informasi yang memadai, serta berkualitas.
"Data ini akan berperan penting dalam mendukung implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur, yang merupakan salah satu program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan."
Lokakarya ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pendataan hasil tangkapan 66 orang nelayan mitra CODRS yang tersebar di 26 desa pesisir di Distrik Misool Utara, Misool Barat, Misool Selatan, dan Misool Timur.
Nelayan-nelayan tersebut dilibatkan secara aktif bersama petugas lapangan untuk mendokumentasikan hasil tangkapan harian.
Hasil pendataan tidak hanya memperkuat pengelolaan konservasi setempat, tetapi juga menjadi bagian penting dalam mendukung efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan.
"Konservasi tidak bisa hanya bicara tentang melindungi ikan atau karang. Konservasi harus bicara tentang manusia yang hidup dari laut," kata Syafri, Kepala BLUD UPTD KKP Raja Ampat.
Melalui kemitraan dengan YKAN dalam mengembangkan CODRS untuk pendataan perikanan, kata Syafri, menunjukkan bahwa ketika nelayan jadi bagian dari solusi, keberlanjutan bukan lagi wacana, melainkan kenyataan.
"Selain Misool, pendataan hasil tangkapan ini sudah mulai dilakukan di Kawasan Konservasi Area V Kofiau – Boo dengan melibatkan 15 orang nelayan mitra," terangnya.
Pendataan perikanan menggunakan metode Crew Operated Data Recording System (CODRS), dengan melibatkan nelayan secara langsung dalam melakukan pengambilan data telah dikembangkan oleh YKAN sejak 2014.
Unmul dan YKAN Perkuat Kolaborasi untuk Jaga Pesisir dan Laut Kalimantan Timur |
![]() |
---|
Perkuat Ekonomi Biru, KKP dan YKAN Luncurkan Inovasi Pendataan Perikanan E-Logbook V3 |
![]() |
---|
FPIK Unmul Jurusan Budidaya Perairan Gelar Diseminasi Penelitian, Wujudkan Riset Berdampak |
![]() |
---|
Wabup Gamalis Akui Sektor Perikanan Berau Masih Hadapi Banyak Tantangan |
![]() |
---|
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unmul Samarinda Selenggarakan Fun Fishing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.