Berita Kubar Terkini

Pelatihan Batik Motif Kutai Barat, Fokus ke Warga yang Belum Punya Pekerjaan

Antusiasme terlihat jelas dari wajah para peserta pelatihan batik tulis motif etnik Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Penulis: Febriawan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/FEBRIAWAN
BELAJAR MEMBATIK KUBAR - Proses pewarnaan pelatihan membatik di Gedung Dekranasda Kubar, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis (18/9/2025). Mereka berharap pelatihan sejenis bisa rutin digelar, serta diiringi dukungan konkret dari pemerintah daerah dan pihak swasta, khususnya dalam hal pemasaran produk. (TRIBUNKALTIM.CO/FEBRIAWAN) 

TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR – Antusiasme terlihat jelas dari wajah para peserta pelatihan batik tulis motif etnik Kutai Barat.

Salah satunya Leliana, yang tampak serius menorehkan kuas berisi malam pada kain batik yang telah dipola.

Ia merupakan satu dari belasan peserta yang mengikuti pelatihan membatik yang digelar PT Bharinto Ekatama (BEK) bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kutai Barat.

Pelatihan tersebut dilaksanakan di Aula Dekranasda Kubar sejak Senin (15/9/2025) dan dijadwalkan berlangsung selama dua bulan.

Baca juga: Ketua PKK Mahulu Dorong Pengrajin Tekun Kembangkan Batik Khas Mahakam Ulu

Leliana, yang juga berprofesi sebagai penjahit, mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini.

Meski baru mempelajari dasar-dasarnya, ia merasa bekal tersebut sangat berharga untuk mengembangkan usahanya ke depan.

“Kami senang sekali. Walau belum mahir, setidaknya sudah punya dasar. Ini sangat berguna, apalagi saya juga penjahit,” ujarnya.

Senada dengan Leliana, peserta lain pun menyambut positif kegiatan ini.

Mereka berharap pelatihan sejenis bisa rutin digelar, serta diiringi dukungan konkret dari pemerintah daerah dan pihak swasta, khususnya dalam hal pemasaran produk.

HSEC Head PT BEK, Cipto Hadi Purnomo, menyampaikan bahwa pelatihan membatik ini bukan sekadar kegiatan belajar seni.

Lebih dari itu, ini adalah langkah nyata dalam upaya pelestarian budaya sekaligus penciptaan peluang ekonomi berbasis kearifan lokal.

Baca juga: Batik Dayak Kutai Timur Dibeli Istri Wakil Presiden Selvi Ananda di HUT ke-45 Dekranas Balikpapan

“Batik bukan hanya kain bergambar, tapi warisan budaya penuh filosofi dan identitas bangsa. Melalui pelatihan ini, kami menggali motif etnik Kutai Barat yang kaya akan nilai lokal dan dapat diwariskan lintas generasi,” ujar Cipto.

Cipto juga menekankan pentingnya menjadikan hasil pelatihan ini sebagai gerakan berkelanjutan.

Harapannya, batik motif Kutai Barat bisa menjadi produk unggulan yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional dan memiliki kekuatan legal sebagai batik khas daerah.

Untuk memastikan kualitas pelatihan, PT BEK menghadirkan Sukarni, narasumber dari Yogyakarta yang telah berpengalaman membina komunitas batik di berbagai kota di Indonesia.

Ia juga dikenal sebagai pelaku industri batik yang sukses mengembangkan produk fashion berbasis batik.

Pelatihan ini akan dibagi dalam beberapa tahapan. Pada minggu pertama, peserta difokuskan pada pelatihan dasar pada 15 September hingga 19 September 2025.

Selanjutnya, peserta akan mendapatkan tugas lanjutan sesuai dengan kemampuan masing-masing, yang dinilai langsung oleh narasumber.

“Harapannya, pada ajang Dahau 2025, para peserta sudah bisa memamerkan dan menjual karya batik tulis asli Kutai Barat,” kata Cipto.
 
Fokus ke Masyarakat yang Belum Punya Pekerjaan

Cipto menjelaskan bahwa pelatihan ini menyasar masyarakat dari kampung binaan PT BEK, termasuk ibu rumah tangga dan pemuda yang belum memiliki pekerjaan.

Diharapkan, keterampilan ini dapat membuka peluang usaha baru dan menambah penghasilan keluarga.

“Sebagian besar peserta berasal dari kampung binaan PT BEK, tapi ada juga yang dari Melak dan Barong Tongkok,” imbuhnya.
 
Ketua Dekranasda Kutai Barat sekaligus Bupati Kubar, Maria Christina Mozes Edwin, menyampaikan apresiasinya kepada PT BEK atas inisiatif dan dukungan terhadap pengembangan industri batik di daerah.

Ia berharap, pelatihan ini benar-benar mampu memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat, baik secara budaya maupun ekonomi.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga tidak berhenti di pelatihan, tapi menjadi gerakan berkelanjutan untuk memajukan wastra Kutai Barat,” tutup Maria Christina. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved