Berita Mahulu Terkini

Ketua PKK Mahulu Dorong Pengrajin Tekun Kembangkan Batik Khas Mahakam Ulu

Ketua TP PKK Mahakam Ulu, Yovita Bulan Bonifasius, menegaskan pentingnya ketekunan pengrajin dalam mengembangkan batik khas daerah.

Penulis: Desy Filana | Editor: Miftah Aulia Anggraini
TRIBUNKALTIM.CO/DESY FILANA
PENGEMBANGAN BATIK MAHULU - Yovita Bulan Bonifasius, Ketua TP PKK Mahulu, menyoroti konsistensi dalam pengembangan batik khas Mahakam Ulu yang masih dilakukan di rumah masing-masing, meskipun pelatihan sudah sering diberikan agar hasilnya berkelanjutan, dan para pengrajin berharap adanya tempat khusus untuk membatik. (TRIBUNKALTIM.CO/DESY FILANA) 

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG – Ketua TP PKK Mahakam Ulu, Yovita Bulan Bonifasius, menegaskan pentingnya ketekunan pengrajin dalam mengembangkan batik khas daerah.

Menurutnya, pelatihan yang digelar oleh PKK maupun OPD terkait sudah sering dilakukan, namun keberhasilan membatik membutuhkan konsistensi dan kerja berkelanjutan.

“Rasanya kita sudah sering membuat pelatihan di PKK, di OPD terkait, hanya mungkin ini baru ditekunin. Kalau sudah pernah pelatihan, tinggal membuat. Ini kan butuh ketelatenan, tidak bisa satu dua hari langsung tinggalkan, bulan depan baru buat lagi. Itu harus kontinu,” ujarnya, Senin (15/9/2025).

Yovita mengapresiasi langkah Kampung Ujoh Bilang melalui PJ Petinggi Romensius yang telah mengalokasikan dana untuk mendukung pengembangan batik.

Baca juga: Desainer Asal Kutim Bawa Batik Khas Wakaroros Tampil Memukau di IFW 2025

Ia juga menyebutkan bahwa motif batik khas Mahakam Ulu kini sudah mendapatkan hak cipta dari bidang kebudayaan Dinas Pendidikan.

Meski begitu, ia kembali menekankan konsistensi sebagai kunci utama.

“Mau pelatihan setiap tahun dari OPD maupun PKK, kalau tidak ditekunin tidak akan bisa. Semua harus ditekunin. Sama halnya seperti sekolah, kalau kita hanya turun dalam satu bulan satu kali, pasti tidak naik kelas, nanti tidak dapat nilai yang bagus. Membatik juga seperti itu,” jelasnya.

Selain keterampilan, para pengrajin juga menghadapi kendala fasilitas.

Baca juga: Tenun dan Batik Khas Berau Kaltim Siap Jadi Seragam ASN

Hingga kini, aktivitas membatik masih dilakukan di rumah masing-masing. 

Para pengrajin mengusulkan adanya tempat khusus yang bisa menampung kegiatan bersama.

“Selama ini mereka masih kegiatannya itu di rumah. Mereka sangat membutuhkan tempat khusus. Itu urusan kampungnya masing-masing, PKK Kabupaten tidak bisa intervensi sampai ke situ karena semua ranah kampung. Tinggal kampung yang menyediakan, terus kalau mungkin petinggi bisa menyiapkan anggaran, tapi maukah masyarakat kampung memberikan tempat, misalnya lahan,” terangnya.

Yovita menambahkan, pembangunan fasilitas untuk pengrajin tentu membutuhkan proses dan pengorbanan.

Baca juga: Eksis sejak Tahun 1996, Batik Shaho Produksi Beragam Batik Khas Balikpapan Setiap Harinya

“Semua awal itu tidak ada yang langsung jadi terus bagus. Pasti kita mulai dengan berdarah-darah dulu, pengorbanan yang luar biasa. Tidak ada semua orang yang berusaha itu langsung ke tingkat lebih tinggi, tapi mulai dari hal-hal yang sangat menyakitkan, baru kita bisa berhasil,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved