Program Makan Bergizi Gratis

Ahli Gizi di SPPG APT Pranoto, Awasi Ketat Distribusi MBG Kutai Timur

SPPG APT Pranoto di Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
MBG DI KUTIM - Proses distribusi MBG dari SPPG APT Pranoto ke sekolah, Rabu (1/20/2025). Makanan yang dimasak di dapur SPPG APT Pranoto tidak menggunakan pengawet, micin, ataupun bumbu penyedap rasa sehingga rasanya hanya perpaduan bumbu-bumbu dasar racikan dari dapur. 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) APT Pranoto di Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur memiliki 32 karyawan yang bertugas mempersiapkan makan bergizi gratis.

Di antaranya tenaga kerja yang berperan sebagai ahli gizi dengan tugas memastikan agar makan bergizi gratis (MBG) terdistribusi dengan baik dan sesuai porsinya.

Setiap proses packing, ahli gizi mengawasi satu per satu isi makanan di ompreng untuk melihat kesesuaian menu pada hari tersebut.

"Makanan yang telah dipacking masa berlakunya hanya 6 jam, selain itu makanan hanya boleh dimakan di sekolah dan tidak boleh dibawa pulang, kawatirnya yang dibawa pulang itu ada kontaminasi," ujar Kepala SPPG APT Pranoto, Dinand Ananda P, Rabu (1/10/2025).

Baca juga: 8 Fakta Dugaan Keracunan MBG di Sebatik Kaltara, Sekolah Diliburkan, Orangtua Tolak Anak Diberi MBG

Lanjutnya, mulai pukul 01.00 Wita, atau dini hari pihaknya melakukan pemilahan bahan baku agar ada waktu cadangan apabila terdapat bahan baku yang tidak layak masih bisa dilakukan koordinasi dengan tim untuk penukaran.

Selanjutnya proses memasak, lalu sekitar jam 03.00 Wita mulai meracik sehingga pukul 05.00 Wita masakan untuk MBG bisa mulai di porsikan.

Tentu saja, packing makanan tersebut dilakukan sekitar pukul 05.00 Wita sampai 08.00 Wita sehingga pukul 09.00 Wita makanan sudah bisa didistribusikan ke sekolah-sekolah penerima MBG.

Ternyata makanan yang dimasak di dapur SPPG APT Pranoto tidak menggunakan pengawet, micin, ataupun bumbu penyedap rasa sehingga rasanya hanya perpaduan bumbu-bumbu dasar racikan dari dapur.

"Tenaga kerjanya juga sebelum bergabung dengan SPPG APT Pranoto melakukan cek kesehatan terlebih dahulu, tidak boleh memiliki penyakit menular, setiap dua minggu sekali dilakukan cek kesehatan apabila ada tambahan relawan kami," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved