Breaking News

Berita Kaltim Terkini

1 Kasus Penyakit Jembrana Diduga Terdeteksi di Kaltim, Tingkat Kematian Lebih Tinggi dari PMK

Satu kasus penyakit Jembrana terdeteksi di Kalimantan Timur di tahun ini, Penyakit virus yang disebarkan melalui gigitan serangga pengisap.

Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTARA.COM/RISNAWATI
WASPADA PENYAKIT SAPI - Ilustrasi peternakan sapi. Satu kasus penyakit Jembrana terdeteksi di Kalimantan Timur di tahun ini, Penyakit virus yang disebarkan melalui gigitan serangga pengisap darah ini memiliki tingkat kematian jauh lebih tinggi dibandingkan LSD dan PMK. 

Usai kejadian tersebut, DPKH Kaltim telah melakukan vaksinasi terhadap ternak sapi di sekitar kawasan Sangkulirang.

Langkah ini bertujuan untuk membentuk titer antibodi sehingga hewan ternak dapat memiliki ketahanan terhadap penyakit Jembrana.

Dyah menjelaskan bahwa penyakit Jembrana disebarkan melalui vektor berupa serangga pengisap darah.

Hal ini membuat pencegahan menjadi lebih menantang karena melibatkan faktor lingkungan.

Dyah menegaskan bahwa kasus serupa berpotensi terjadi di wilayah lain di Kalimantan Timur, terutama di daerah dengan lalu lintas hewan ternak yang tinggi. 

Untuk mencegah penyebaran penyakit, pihaknya mengingatkan peternak untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kandang.

"Ya, kebersihan lingkungan, kebersihan kandang agar supaya lalat-lalat pengisap darah serangga itu tidak berkembang biak di situ," tegas Dyah.

Lebih mengkhawatirkan, hewan yang terinfeksi Jembrana bisa menjadi karier. Artinya, hewan tersebut terlihat sehat.

Namun dapat menyebarkan virus melalui perantara serangga pengisap darah. Hal ini membuat investigasi rutin sangat diperlukan untuk deteksi dini.

Kondisi tubuh hewan juga menentukan apakah virus akan berkembang atau hewan dapat bertahan. Dalam beberapa kasus, hewan yang terinfeksi tetap terlihat sehat tergantung pada kondisi fisiknya.

Mengingat tingkat kematian Jembrana yang tinggi, tindakan cepat sangat diperlukan sebelum petugas dari dinas peternakan tiba di lokasi.

Dyah menyarankan, langkah awal yang harus dilakukan peternak ketika menemukan gejala pada ternaknya.

"Di isolasi dulu, dipisahkan dari ternak yang lain," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved