Salam Tribun

Karena 'Nila Setitik' Rusak Program MBG

Jangan sampai 'nila setitik' pada program MBG merusak tujuan mulia meningkatkan gizi anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa

Penulis: Sumarsono | Editor: Doan Pardede
DOK PRIBADI
PEMRED TRIBUN KALTIM - Sumarsono, Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim. Ancaman "nila setitik" pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah kasus keracunan yang mengusik tujuan mulia, yakni meningkatkan gizi anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa.(Dok Pribadi) 

Program MBG yang melibatkan jutaan porsi makanan setiap hari menuntut sistem pengawasan keamanan pangan yang sangat ketat, mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, hingga pendistribusian.

Baca juga: DPRD Balikpapan Desak Sertifikasi SPPG Dipercepat demi Keamanan Pangan MBG

Namun, kenyataan di lapangan sering kali menunjukkan adanya celah, seperti kualitas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau penyedia katering di daerah belum merata.

Masih banyak yang belum memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) memadai.

Persoalan lain, menu makanan dimasak jauh sebelum waktu konsumsi dan dibungkus dalam kondisi panas, sementara pendistribusian dilakukan siang atau saat siswa istirahat.

Hal ini menciptakan munculnya bakteri.

Keterlambatan distribusi memperparah risiko basi atau kontaminasi.

Fenomena keracunan merupakan bentuk kegagalan dalam menjaga standar kualitas di satu titik, namun dampaknya menyebar luas ke seluruh program.

Arti "nila setitik," adalah kesalahan kecil dalam sistem pengawasan atau proses memasak dapat menodai keseluruhan manfaat dari niat baik pemerintah.

Bagaimana kita menyelamatkan "susu sebelanga" tujuan mulia dari program MBG?

Yakni mencegah kerugian yang lebih besar dan mengembalikan kepercayaan publik, dengan melakukan langkah-langkah konkret, antara lain:

Pertama, melakukan evaluasi ketat pada setiap SPPG atau penyedia katering.

Pihak yang terbukti lalai dan menyebabkan keracunan harus dikenakan sanksi tegas, bahkan diproses hukum.

Kedua, mendorong model "dapur sehat sekolah" atau memanfaatkan kantin sekolah/UMKM lokal dengan pengawasan ketat, untuk memastikan makanan dimasak dan disajikan dalam waktu yang lebih singkat dan higienis.

Baca juga: Perpres MBG Segera Terbit, Fokus ke Keamanan dan Pengawasan Makanan

Ketiga, memberikan pelatihan keamanan pangan dan mewajibkan sertifikasi higienis bagi semua penanggung jawab dan penjamah pangan yang terlibat dalam MBG.

Terakhir, memberdayakan komite sekolah dan orang tua untuk ikut serta dalam pengawasan kualitas makanan secara rutin dan acak.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved